"Dia akan memutuskan apa yang harus dilakukan di sini, dan kami akan menyesuaikan dengan aturan baru itu. Tarif akan diberlakukan untuk kami dan semua orang. Hal itu baik karena perubahan di sekitar kita justru mendorong lebih banyak inovasi," tambahnya.
Vigna, yang sebelumnya bekerja di sektor teknologi dan menjabat sebagai CEO Ferrari sejak 2021, juga menegaskan mobil listrik pertama Ferrari akan diluncurkan pada kuartal keempat (Q4) 2025.
Saat ditanya soal harga, yang menurut laporan Reuters awal tahun ini diperkirakan mencapai 500.000 euro (sekitar Rp8,35 miliar), Vigna mengatakan harga akan ditentukan pada saat yang tepat.
"Itu tergantung pada emosi yang bisa kami hadirkan lewat mobil tersebut," kata Vigna.
Ferrari tahun lalu mulai menerima pembayaran untuk mobil-mobil mewahnya dalam bentuk mata uang kripto, namun Vigna menegaskan perusahaan tidak berinvestasi dalam kripto.
"Kami ingin memberikan opsi bagi klien. Tapi dalam hal ini, kami tetap menerima pembayaran dalam mata uang konvensional, dolar atau euro, tergantung negara. Kami lebih memilih uang tunai," jelas Vigna.