Ntvnews.id, Jakarta - Bugatti mengungkapkan model terbaru mereka, Tourbillon, telah sepenuhnya terjual hingga tahun 2029.
Hal ini menjadikan produsen mobil mewah asal Prancis itu memiliki jadwal produksi yang padat selama beberapa tahun ke depan.
Mobil eksotis ini dibanderol mulai dari €3,8 juta (sekitar Rp72,10miliar), dengan total produksi hanya 250 unit di seluruh dunia.
Dari penjualan itu, Bugatti diperkirakan akan mengantongi pendapatan sebesar €950 juta (sekitar Rp18 triliun).
Frank Heyl, Direktur Desain Bugatti, mengatakan prioritas perusahaan saat ini adalah menyelesaikan produksi Tourbillon serta mobil balap Bolide.
"Kedua model ini akan menyibukkan kapasitas produksi kami hingga tahun 2029, dan seluruh unitnya sudah habis dipesan," ujar Heyl, dikutip dari Drive, Selasa (26/8/2025).
Dia menambahkan, stabilitas finansial dari permintaan jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk merencanakan masa depan dengan lebih matang dan terstruktur.
Tourbillon sendiri merupakan hypercar yang ditenagai mesin V16 berkapasitas 8,3 liter, dikombinasikan dengan tiga motor listrik, menghasilkan tenaga total sebesar 1.324 kW.
Sedangan untuk akselerasinya dari 0-100 km/jam hanya memerlukan waktu dua detik.
Mobil ini memiliki kecepatan maksimum yang dibatasi secara elektronik hingga 380 km/jam, namun bisa melesat sampai 445 km/jam dengan fitur "Speed Key".
Sebagai bagian dari persiapan produksi, Bugatti juga telah membuka fasilitas perakitan baru di Molsheim, Prancis.
Atelier baru ini memiliki luas 3.300 meter persegi, jauh lebih kecil dibandingkan pabrik-pabrik raksasa seperti Hyundai di Ulsan (5 juta meter persegi) atau Volkswagen (6,5 juta meter persegi) di Wolfsburg.
Meski menunggu unit Tourbillon bisa memakan waktu hingga empat tahun, hal ini bukan hal aneh di dunia mobil super mewah.
Pabrikan lain seperti Ferrari dan Lamborghini juga memiliki daftar tunggu hingga setelah 2026.