Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan kabar menggembirakan terkait capaian sektor pertanian nasional. Di antaranya adalah lonjakan produksi beras yang bahkan mendapat perhatian dari badan pangan dunia Food and Agricultur Organization of United Nation (FAO).
"Ini menarik, produksi kita oleh FAO diprediksi kenaikannya adalah nomor 2 terbesar dunia setelah Brasil," kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Kamis, 9 Oktober 2025.
Tidak hanya itu, ia menegaskan bahwa indikator ekonomi petani juga menunjukkan peningkatan.
"NTP kita, tingkat NTP nilai tukar petani, kesejahteraan petani naik, target Kementerian Keuangan kepada kami yaitu 110%. Alhamdulillah hari ini NTP 124,36%. Jadi di atas target," terangnya.
Baca Juga: Dekati Swasembada, Mentan Sebut Tiga Bulan Lagi Indonesia Tidak Impor Beras
Amran juga memaparkan perkembangan harga beras yang justru menunjukkan penurunan di saat musim paceklik, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam lima tahun terakhir.
"Kemudian, khusus bulan ini, beras terjadi deflasi. Yaitu -0,13 persen. 5 tahun terakhir, ini pertama di bulan September, di saat paceklik." ucapnya.
Lebih jauh, Amran menyebutkan target produksi yang telah dilampaui.
"Begitu juga produksi kita, target dari BPR Komisi IV dan Kemenkeu yaitu 32 juta ton. Alhamdulillah sekarang sudah 33,1 juta ton dan bulan dan akhir tahun nanti itu minimal 34 juta ton. Ini kabar baik untuk petani Indonesia, jadi ada peningkatan 4 juta ton," jelasnya.