Punya Potensi Jumbo, Bahlil Ungkap Investasi Panas Bumi RI Capai 8,7 Miliar Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Sep 2024, 17:25
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono). Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono).

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan investasi pembangunan pembangkit listrik panas bumi (PLTP) mengalami peningkatan hingga 8 kali lipat.

Menurutnya dalam 10 tahun terakhir akumulasi investasi di sektor geothermal atau energi panas bumi mencapai 8,7 miliar dolar AS.

"Dalam 10 tahun terakhir, akumulasi investasi pembangunan PLTP juga tumbuh signifikan yaitu naik hingga 8 kali lipat, jadi tumbuh 8 kali lipat, sehingga tahun 2024 diperkirakan investasi di geothermal sebesar 8,7 miliar dolar AS," ujar Bahlil dalam ujar Bahlil dalam Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024, Rabu (18/9/2024).

Lanjut kata Bahlil, pembangunan PLTP sendiri telah menciptakan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 900 ribu dan mampu memberikan kontribusi kepada negara kurang lebih sekitar Rp16 triliun.

Baca juga: Pertambahan Jumlah Menteri di Pemerintahan Prabowo, Ini Kata Bahlil

Selain memberikan dampak ekonomi, kata Bahlil, pembangunan PLTP telah berkontribusi untuk mengurangi 17,4 juta ton CO2 per tahun di Indonesia.

Bahlil pun melaporkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas listrik sebesar 93 gigawatt atau sekitar 93 ribu megawatt, dimana 13,7 gigawatt atau 15 persen berasal dari energi baru terbarukan.

Berdasarkan target kebijakan energi nasional di tahun 2025, porsi EBT dalam bauran energi nasional diharapkan mencapai 23 persen. Akan tetapi pencapaian target tersebut mengalami perlambatan.

Menurut Bahlil, salah satu faktor penyebabnya adalah jaringan yang belum terkoneksi.

Baca juga: Respons Bos AirAsia, Bahlil Bantah Harga Avtur RI Termahal di Asia Tenggara

"Contoh, energi baru terbarukan yang ada di Riau, tetapi jaringan listriknya yang belum ada di sana untuk menghubungkan, itulah faktor penyebabnya. Kembali lagi pak ini tugas Menteri ESDM yang baru untuk menyelesaikan bersama-sama PLN," tandasnya.

Halaman
x|close