IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Menguat ke Level Rp15.631 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Okt 2024, 09:46
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (9/10) diperkirakan bergerak menguat seiring adanya sentimen domestik dan global.

Dilansir dari Antara, pada pembukaan perdagangan pagi ini, IHSG dibuka melemah 0,58 poin atau 0,01 persen ke posisi 7,556,56.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,11 poin atau 0,01 persen ke posisi 939,15.

"IHSG hari ini (9/10) diprediksi menguat dalam range 7.500- 7.600," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih.

Dari dalam negeri, IHSG menguat ditopang oleh pergerakan saham Big Caps yang tercermin dari Indeks LQ45 terapresiasi 1,28 persen, saham Big Banks kompak rebound setelah dalam beberapa minggu terakhir koreksi.

Baca juga: Awal Pekan IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Merosot ke Rp15.640 per Dolar AS

Meskipun IHSG rebound, investor asing masih mencatatkan jual bersih di pasar ekuitas domestik senilai Rp165,66 miliar (08/10).

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2024 berada di level 123,5 atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 124,4, sejalan dengan data deflasi bulanan yang terjadi dalam 5 bulan beruntun hingga September 2024.

Dari mancanegara, pelaku pasar menunggu rapat risalah FOMC nanti malam, dengan isyarat pemangkasan suku bunga berpotensi masih terjadi dalam beberapa pertemuan ke depan.

The Fed berpotensi melanjutkan pemangkasan suku bunga 25 bps lanjutan pada FOMC November mendatang. Dari Asia, Jepang melaporkan posisi Cadangan Devisa (Cadev) pada September 2024 di level 1,24 triliun dolar AS atau naik 19,14 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya, yang merupakan level tertinggi sejak April 2024.

Cadangan emas mencapai 71,52 miliar dolar AS, atau lebih tinggi dari Agustus 2024 sebesar 68,36 miliar dolar AS.

Sementara itu, saham di bursa AS mengalami rebound seiring dengan penurunan harga minyak dan investor mengevaluasi ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah.

Baca juga: IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Lesu ke Rp15.526 per Dolar AS

Indeks S&P 500 naik 0,97 persen dan ditutup di 5.751,13, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,45 persen menjadi 18.182,92. Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 126,13 poin, atau 0,3 persen dan berakhir di 42.080,37.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 300,30 poin atau 0,77 persen ke level 39.237,80 indeks Hang Seng menguat 126,96 poin atay 0,61 persen ke level 21.053,75, dan indeks Straits Times melemah 102,57 poin atau 2,94 persen ke 3.387,20.

Sementara itu, indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.

Bergeser ke nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS, transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (9/10) menguat 24 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.631 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.655 per dolar AS.

Halaman
x|close