Prabowo Mau Hapus Utang Petani, Wamentan Sudaryono: Kita Ikuti Prosesnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Okt 2024, 19:13
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wamentan Sudaryono jelaskan pentingnya cetak sawah 3 juta hektare di Indonesia/Ist Wamentan Sudaryono jelaskan pentingnya cetak sawah 3 juta hektare di Indonesia/Ist

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono merespons positif rencana Presiden Prabowo Subianto memutihkan utang petani.

Wamentan mengaku akan mengikuti setiap proses dan berharap keinginan Prabowo Subianto itu bisa segera terealisasi.

"Saya kira ada willingness yang sangat baik ya. Ini adalah will, ada kehendak politik dari Presiden dan semoga kita semua sama-sama kita berharap dan berdoa, semoga apa yang menjadi keinginan bahwa Presiden itu bisa segera direalisasikan," ucap Sudaryono di kantor Kementerian Pertanian, Selasa (29/10/2024).

"Saya kira itu sudah menjadi sebuah konsensus atau semacam keputusan dan kita tinggal tunggu dan kita ikuti prosesnya saja," lanjutnya.

Baca juga: Soal Isu Residu Berbahaya Anggur Muscat, Wamentan Sudaryono: Kita lagi Cek

Sebelumnya, Pengusaha sekaligus Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo menyebut Presiden Prabowo Subianto berencana memutihkan utang para pelaku usaha atau pengusaha.

Ia menyebut nantinya Perpres tersebut akan menghapus hak tagih oleh bank kepada peminjam yang utangnya dihapusbukukan.

Menurutnya Perpres ini didasari keberadaan 6 juta orang nelayan, petani, dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak bisa mendapat kredit perbankan karena masih memiliki utang.

"Semua utang ini sudah dihapusbukukan sudah lama. Dan sudah diganti oleh asuransi perbankan. Tapi hak tagih dari bank belum dihapus. Sehingga 6 juta ini, 5 juta ini mereka tidak bisa dapat kredit. Mereka ke mana? Ke rentenir dan pinjol," ungkap Hashim.

Baca juga: Wamentan Sudaryono Ungkap Alasan Pentingnya Cetak Sawah 3 Juta Hektare di RI

Ia pun menjelaskan utang tersebut beragam mulai dari utang era krisis moneter 1998 sampai utang sejak 2008.

"Ada utang 20 tahun lalu, utang dari Krismon 1998. Hutang dari 2008. utang dari mana-mana, 5-6 juta petani dan nelayan. Mereka sekarang terpaksa karena tidak boleh pinjam lagi dari perbankan. Setiap kali mereka masuk SLIK di OJK ditolak," tandasnya.

Halaman
x|close