"Sebuah scaring effect dari pandemi kemarin belum selesai. Dibutuhkan insentif fiskal tambahan lain. Sebagai contoh sebagai perbandingan Vietnam menurunkan tarif PPN 10% menjadi 8% untuk mendorong daya beli masyarakat. Padahal dalam konteks yang sama kita juga daya beli masyarakat itu menjadi penopang signifikan dari pertumbuhan ekonomi. Indonesia seharusnya pemerintah lebih fokus dengan bagaimana menjaga daya beli masyarakat," pungkasnya.