Harga MinyaKita yang tinggi, terutama di wilayah Indonesia bagian timur, disebabkan oleh masalah dalam rantai distribusi. Dengan keterlibatan Bulog, diharapkan harga MinyaKita dapat lebih merata dan sesuai dengan HET.
Arief juga meminta pemerintah daerah untuk memiliki cadangan pangan yang dikelola pemerintah di setiap wilayahnya.
Hal ini, menurut Arief, dimaksudkan untuk memastikan ketersediaan stok pangan di berbagai daerah, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP).
Baca juga: Mendag Budi Santoso Beri Alasan Minyakita, Tepung Terigu dan Gula Industri Tak Kena PPN 12 Persen
Di sisi lain, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag), Bambang Wisnubroto, menegaskan bahwa tingginya harga MinyaKita bukan disebabkan oleh kelangkaan stok.
Wisnu menyebutkan bahwa pemerintah terus berupaya untuk menurunkan harga MinyaKita yang rata-rata nasionalnya mencapai Rp17.000, padahal harga eceran tertingginya adalah Rp15.700.
Wisnu menjelaskan bahwa MinyaKita, serta minyak goreng kemasan premium dan minyak curah, tidak mengalami kelangkaan dan bisa ditemukan dengan mudah di pasar.