"Seperti yang Anda ketahui, saya yang akan mengambil keputusan. Kemungkinan besar, saya akan memperpanjangnya selama 90 hari—Anda mungkin sudah mendengar tentang perpanjangan itu. Saya akan melakukannya sampai kita menemukan solusinya," jelasnya.
TikTok menuduh Gedung Putih dan Departemen Kehakiman gagal memberikan kejelasan yang diperlukan untuk memastikan layanan mereka tetap tersedia. Namun, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyebut peringatan TikTok terkait potensi penutupan layanannya sebagai taktik penipuan.
"Kami tidak melihat alasan bagi TikTok atau perusahaan lain untuk mengambil tindakan dalam beberapa hari ke depan sebelum pemerintahan Trump resmi menjabat pada Senin. Posisi kami sudah jelas, dan penerapan undang-undang ini akan menjadi tanggung jawab pemerintahan berikutnya. Jadi TikTok dan perusahaan lain harus menyampaikan kekhawatiran mereka kepada pihak tersebut," katanya.
Baca Juga: TikTok Siap Tutup Aplikasinya di AS pada 19 Januari 2025
Trump juga menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping, mengenai TikTok dan berbagai isu lainnya. CEO TikTok, Shou Zi Chew, dilaporkan akan menjadi salah satu eksekutif teknologi yang hadir pada pelantikan Trump.
Pejabat keamanan nasional AS sebelumnya memperingatkan bahwa pemerintah China dapat memanfaatkan data pengguna TikTok untuk melacak karyawan dan kontraktor federal AS. Namun, TikTok membantah tuduhan tersebut.
Platform ini sangat populer di kalangan 170 juta pengguna di AS dan menjadi alat penting dalam menjangkau pemilih muda selama kampanye politik.