Ntvnews.id, Jakarta - Dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kontribusi berbagai sektor industri dalam negeri menjadi sangat penting. Salah satu sektor yang memiliki peran strategis adalah industri padat karya, yang selama ini menjadi tulang punggung dalam penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
Sektor ini mencakup manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan, konstruksi, pengolahan makanan dan minuman, serta industri hasil tembakau.
Industri padat karya memainkan peran krusial dalam menggerakkan perekonomian nasional. Selain menciptakan lapangan kerja yang luas, sektor ini juga berkontribusi dalam menekan angka pengangguran. Penguatan sektor padat karya menjadi salah satu faktor utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029 yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Laboratorium Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Kun Haribowo, menegaskan bahwa dengan kebijakan yang mendukung, industri padat karya dapat memberikan kontribusi optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan yang mendukung keberlangsungan industri padat karya dapat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen," ujar Kun dalam keterangannya, Senin, 24 Februari 2025.
Lebih lanjut, Kun menjelaskan bahwa untuk mengejar target tersebut, perlu ada peningkatan produksi barang dan jasa di sektor industri dalam negeri.
"Pemerintah perlu mempertahankan dan meningkatkan sektor-sektor penting yang telah lama menjadi pilar perekonomian, sambil mengembangkan sektor-sektor baru yang berpotensi," tambahnya.
Namun, untuk mencapai tujuan ini, daya beli masyarakat juga harus diperhatikan. Kun mencatat bahwa dalam satu dekade terakhir, tingkat inflasi cenderung lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan per kapita, yang berimplikasi pada menurunnya daya beli masyarakat.
Ia menekankan bahwa strategi peningkatan sektor industri dalam negeri tidak bisa hanya difokuskan pada aspek produksi, tetapi juga harus memastikan bahwa daya beli masyarakat cukup kuat untuk menyerap hasil produksi tersebut.
"Dalam upaya meningkatkan sektor industri dalam negeri, perlu diperhatikan juga keseimbangan antara sisi supply dan demand-nya, dan tidak hanya dari sisi supply-nya saja," ujarnya.
Selain itu, dukungan terhadap tenaga kerja di sektor padat karya sangat diperlukan, terutama bagi mereka yang berada di daerah pedesaan dan kawasan sentra industri.
Dukungan ini tidak hanya penting untuk meningkatkan produktivitas sektor-sektor terkait, tetapi juga untuk menjaga daya beli pekerja, yang pada akhirnya akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah.
Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, sektor industri tekstil dan pakaian jadi menyerap sekitar 3,8 juta pekerja, sementara industri hasil tembakau menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 6 juta tenaga kerja.
Selain itu, industri alas kaki dan kulit menyerap lebih dari 1 juta tenaga kerja, sementara industri furnitur juga menjadi penyedia pekerjaan bagi ratusan ribu pekerja, terutama di daerah sentra kayu seperti Jawa Tengah dan Kalimantan.
Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan yang kuat dari pemerintah, industri padat karya dapat terus berkembang dan berkontribusi secara signifikan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.