Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso buka suara mengenai penyebab naiknya harga kelapa bulat di pasaran.
Adapun harga kelapa bulat per butir naik 50 persen, mencapai Rp15 ribu, padahal semula hanya Rp10 ribu.
Menurutnya melonjaknya harga kelapa bulat di pasar disebabkan permintaan ekspor yang meningkat.
"Kelapa itu kan banyak permintaan ekspor juga ya, terus industri di dalam negeri juga banyak minta. Ya jadi industri di dalam negeri karena banyak yang ekspor," ucap Mendag Budi, Jumat 21 Maret 2025.
Baca juga: Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Prabowo Akui Terkesan dengan Banyak Kebijakan
Untuk itu, Mendag menegaskan akan melakukan evaluasi bersama industri hingga petani untuk menstabilkan harga kelapa bulat di pasar.
"Kita akan evaluasi bareng-bareng, dari sisi industri, dari sisi eksportir, petani, harus berkumpul bareng," jelasnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor kelapa bulat Indonesia pada Februari 2025 meningkat 29,84 persen month to month.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan ekspor tersebut paling banyak ke China dan Vietnam.
"Kalau menurut data ekspor kelapa bulat menunjukkan adanya peningkatan sebesar 29,84 persen secara mtm, sebagian besar ekspor kelapa bulat ditujukan ke Tiongkok dan Vietnam," ucap Amalia, Senin 17 Maret 2025.
Baca juga: Tiba di Indonesia, Jay Idzes Posting Macet Jakarta
Adapun Indonesia telah mengekspor 71.077 ton kelapa di dalam kulit atau endocarp ke beberapa negara periode Januari-Februari 2025.
Dimana China menjadi negara dengan tujuan utama ekspor kelapa bulat 68.065 ton dengan nilai 29,5 juta dolar AS.
Kemudian disusul negara tetangga Vietnam sebanyak 2.180 ton, Thailand 550 ton, dan Malaysia 280 ton.