Ntvnews.id, Jakarta - Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowners' Association/INSA) tak mau disalahkan atas terjadi kemacetan horor di Pelabuhan Tanjung Priok. Ia menyarankan agar seluruh pemangku kepentingan saling mendukung dan bekerja sama untuk mengatasi kemacetan.
"DPP INSA mengajak seluruh pihak untuk menahan diri untuk tidak saling menyalahkan terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis, 17 April 2025," ujar Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto, Sabtu, 19 April 2025.
Menurutnya, kemacetan terjadi karena peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal itu, kata dia menjadi sinyal positif bahwa kegiatan ekspor Indonesia tetap menggeliat di tengah situasi tekanan situasi global akibat tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Memang terjadi kemacetan yang harus jadi catatan perbaikan ke depan, tapi peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Priok di tengah tekanan tarif resiprokal adalah berkah tersendiri yang mesti disyukuri," papar dia.
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pelindo terkait dengan kondisi kemacetan yang terjadi. Menurut Carmelita, Pelindo sebagai operator Pelabuhan Tanjung Priok telah bersikap responsif dan mengambil langkah terukur dengan memaksimalkan area-area buffer dan lapangan yang dapat dijadikan kantong parkir dan pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9.
Para pelaku usaha, kata dia juga memahami bahwa Pelindo tengah melakukan penanganan jangka panjang untuk mencegah kemacetan kembali terjadi di masa mendatang. Salah satunya dengan membangun area jalan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di tol maupun jalan arteri di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.
Namun, pembangunan jalan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena pembangunan jalan membutuhkan dukungan dan koordinasi dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI Jakarta dan lembaga instansi lainnya.
"Bukan saatnya kita saling menyalahkan, tapi kita harus mendorong Pelindo untuk lebih baik ke depan dengan memberikan layanan terbaik, termasuk pencegahan kemacetan jalan masa depan," jelas dia.
Diketahui, kemacetan terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok hingga ke jalan sekitar lokasi Pelabuhan. Kemacetan ini terjadi karena peningkatan aktivitas bongkar-muat ekspor. Salah satu titik kemacetan terjadi di NPCT 1 yang disebabkan peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery petikemas.
Walau demikian, dipastikan kegiatan bongkar-muat berjalan lancar serta tidak terjadi error sistem di gate pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sendiri, menargetkan antrean panjang truk peti kemas menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara yang mengakibatkan kemacetan bisa beres pada Minggu, 20 April 2025.