Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan posisi Indonesia tetap netral di tengah ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Indonesia baik di dalam ASEAN sebagai negara terbesar hubungan dengan AS, hubungannya dengan China yang sedang mengalami eskalasi tensi, kita tetap dalam posisi yang cukup netral, dihormati, dan diperhitungkan," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Kamis 24 April 2025.
Lebih lanjut, Sri mulyani optimis posisi memiliki daya tawar Indonesia yang relatif baik didukung oleh kinerja perekonomian yang terjaga.
Dengan dukungan itu, Indonesia memiliki modal yang cukup dalam menghadapi situasi dunia yang dinamis.
Baca juga: Sri Mulyani Tegaskan Tarif Trump Bukan Ciptakan Krisis, tapi Upaya Perdagangan Adil
"Tentu kalau perekonomian kita dengan kinerja relatif baik, terjaga itu juga memberikan respect dan daya tawar yang baik dalam kita menghadapi situasi dunia yang dinamis dan sangat rumit," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga menyampaikan perkembangan negosiasi pemerintah Indonesia terkait tarif resiprokal AS.
Ia menjelaskan bahwa tim dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) masih melanjutkan diskusi teknis dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).
Kemudian Pemerintah Indonesia juga menjaga komunikasi intens dengan pelaku usaha AS seperti The United States-Indonesia Society (USINDO) dan US Chamber of Commerce.
"Mereka terus berupaya untuk memberikan timbal balik dan saran mengenai berbagai posisi Indonesia terhadap respons tarif resiprokal yang diterapkan Pemerintah AS,” ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan akan bertemu dengan US Treasury Secretary Scott Bessent Jumat 25 April 2025.
Tak hanya itu, ia terus melakukan koordinasi dengan seluruh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN bertemu dengan Managing Director IMF untuk membahas dampak dari kebijakan tarif AS.