Ntvnews.id, Jakarta - Rhenald Kasali, praktisi dan ilmuwan bisnis terkemuka, resmi mengundurkan diri sebagai Presiden Komisaris (Preskom) PT Pos terhitung sejak, Minggu, 20 April 2025.
"Saya sudah mengundurkan diri sejak 20 April yang lalu," tegas Rhenald dalam keterangannya.
Dia menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Pos sejak 4 tahun lalu. Dimana sebelumnya adalah Presiden Komisaris PT Telkom dan PT Angkasa Pura 2.
Rhenald telah berperan penting dalam mendorong proses transformasi perusahaan, yang menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah cashflow dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Empat tahun di BUMN seperti PT Pos sudah cukup. Setelah ini tantangannya lain lagi," sambungnya dari Rumah Perubahan.
Rhenald menyatakan dirinya kini mendapatkan penugasan baru dalam bisnis internasional yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
"Kami juga tengah menangani perusahaan-perusahaan besar yang skalanya masif dan strategis, jadi perlu konsentrasi tinggi," tambah Rhenald.
Diketahui, selama menjadi komisaris di PT Pos, dia aktif mendorong proses transformasi, sama seperti di PT Telkom yang membukukan banyak kemajuan saat itu.
Saat Rhenald masuk di PT Pos diketahui perusahaan mengalami banyak tekanan cashflow, SDM obselete dan jasa pos sudah ditinggalkan pelanggan.
Di era gurubesar FEBUI ini, Pos ditransformasi menjadi perusahaan logistik dan berhasil membukukan laba.
Namun masalahnya sebagian besar SDM adalah petugas pos yang terbiasa menunggu di loket-loket pos.
Oleh karena itulah dikembangkan teknologi dan hubungan kemitraan dengan para agen.
Ke depan, menurutnya, cash flow masih harus menjadi perhatian, perubahan pada kualitas SDM dimana masih banyak pimpinan yang berpendidikan SLA di bawah tingkat sarjana yang membawahi tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi, juga harus segera dibenahi.
"Eksekutif harus bekerja dengan meritokrasi," imbuhnya.
Selain itu tentu juga masalah branding dan tatakekola.
Diketahui sudah tiga ilmuwan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang memilih untuk mengundurkan diri dari BUMN, setelah sebelumnya dua ilmuwan lainnya, yaitu mantan Mentri keuangan Chatib Basri (Preskom Bank Mandiri) dan Bambang Brojonegoro (PT Telkom) juga telah mengambil langkah serupa.