Heboh Tenda Bergoyang di Beautiful Malino, Event Wisata Gowa Tercoreng Prostitusi dan Miras

Ntvnews.id, Jakarta - Gelaran tahunan Beautiful Malino yang digadang-gadang sebagai ikon wisata unggulan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kini diterpa kontroversi. Kini, tersebar video dan kesaksian warga terkait maraknya praktik asusila di kawasan penginapan tenda, yang viral dengan sebutan "tenda bergoyang".

Fenomena ini mencuat setelah LSM Gema Rakyat Bersatu (GRB) mengungkap adanya dugaan praktik prostitusi online serta aktivitas maksiat yang terjadi selama perhelatan berlangsung. Ketua LSM GRB, Risdianto, menyampaikan bahwa pihaknya menerima banyak laporan dari masyarakat dan melakukan pemantauan langsung di lokasi.

“Kami menemukan banyak akun-akun yang menawarkan jasa prostitusi kepada para pengunjung event. Ini sangat memprihatinkan dan mencederai semangat pariwisata yang bermartabat,” ungkap Risdianto dalam keterangannya, dilansir Minggu, 13 Juli 2025.

Tenda-tenda penginapan sementara yang disediakan untuk wisatawan kini justru menjadi sorotan. Bukannya menjadi tempat beristirahat, sejumlah tenda dilaporkan menjadi lokasi pesta miras dan tindakan tak senonoh. Hal ini membuat sejumlah warga di sekitar area event merasa terganggu dan resah.

“Kalau malam, banyak tenda yang bergoyang-goyang, kadang terdengar suara musik keras dan hal-hal tak pantas. Ini bukan budaya kita,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat yang meminta namanya tidak disebutkan.

Video dan foto-foto aktivitas mencurigakan yang tersebar di media sosial memperkuat keresahan publik. Warganet pun ramai membahas tagar #TendaBergoyang yang sempat trending di wilayah Sulawesi Selatan pada Sabtu pagi.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, pihak penyelenggara Beautiful Malino belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan ini. Aparat keamanan setempat juga belum mengonfirmasi langkah penanganan atau investigasi lebih lanjut terhadap dugaan pelanggaran hukum yang terjadi selama event.

Acara Beautiful Malino sejatinya dirancang untuk mempromosikan potensi pariwisata Gowa kepada wisatawan lokal dan mancanegara. Namun insiden ini justru mencoreng citra daerah dan memunculkan tuntutan agar pengawasan serta regulasi dalam pelaksanaan acara serupa ditingkatkan.