Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia akan melakukan peninjauan ulang terhadap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) dengan Australia.
Pernyataan tersebut disampaikan Airlangga setelah mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 15 Mei 2025. Ia menjelaskan bahwa peninjauan ini dilakukan karena perjanjian CEPA yang telah diteken oleh Indonesia dan Australia pada tahun 2020 kini memasuki masa evaluasi.
"Kemudian mengevaluasi CEPA, karena CEPA dalam lima tahun itu harus dievaluasi, dan pada waktu penandatanganan tahun 2020 dengan periode sekarang sudah lima tahun. Jadi sudah waktunya," ujar Airlangga dalam keterangannya kepada media.
Baca Juga: Update Negosiasi Tarif Trump, Menko Airlangga: Baru Pembicaraan Awal
Dalam proses evaluasi ini, Airlangga menyebut bahwa Indonesia akan memasukkan sejumlah isu strategis baru, termasuk kerja sama dalam bidang mineral kritis (critical mineral).
"Sekarang kita targetnya CEPA-nya memasukkan critical mineral di dalamnya," tutur Airlangga.
Ia menyebutkan bahwa Australia memiliki cadangan sumber daya seperti lithium dan mangan. Saat ini, Indonesia mengimpor sekitar 80 ribu ton lithium dari Australia untuk kemudian diproses di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Poin mengenai kerja sama mineral kritis yang akan dimasukkan dalam evaluasi CEPA tersebut berkaitan erat dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Airlangga juga menyampaikan bahwa sejak CEPA ditandatangani pada tahun 2020, nilai perdagangan antara Indonesia dan Australia telah melonjak dua kali lipat.
"Dari 2020 sampai dengan 2024 kemarin akibat penandatangan CEPA naiknya 100 persen. Tentu target kita akan lebih tinggi lagi," katanya.
Baca Juga: AS Kritik QRIS dan GPN, Airlangga: RI Terbuka Untuk Mastercard dan Visa
Ia menambahkan bahwa Australia turut mendukung serta memberi apresiasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, Australia akan memberikan kemudahan dalam proses keanggotaan Indonesia pada Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan resmi dari Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis.
Kepala Negara menilai bahwa kunjungan PM Albanese diharapkan dapat mempererat kolaborasi antara kedua negara dalam berbagai bidang, baik dalam kerangka bilateral, kawasan, maupun global.
Prabowo juga menegaskan bahwa kemitraan bilateral akan terus ditingkatkan, khususnya dalam sektor perdagangan, pertahanan, pendidikan, serta transisi menuju energi bersih.
Ia menambahkan bahwa hubungan Indonesia dan Australia semakin krusial, terlebih dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global saat ini.