Ntvnews.id, Jakarta - Malaysia meminta Maxim dan InDrive berhenti beroperasi di negara tersebut. Dua perusahaan transportasi online asal Rusia ini dinilai telah beroperasi secara illegal dan tidak mematuhi peraturan yang berlaku di Malaysia.
“Mulai 24 Juli, Maxim dan InDrive harus menutup operasi mereka di negara ini. Mereka dapat mengajukan banding, namun Keputusan akhir tetap di tangan saya,” ungkap Anthony Loke, Menteri Transportasi Malaysia, sebagaimana dikutip oleh The Star (9/5).
Menurut Badan Transportasi Umum Darat (APAD) Malaysia, Maxim dan InDrive telah melanggar Undang-Undang Angkutan Darat tahun 2010 (Pasal 715). Diantaranya menggunakan pengemudi tanpa izin Kendaraan Layanan Publik (PSV) yang sah, mengoperasikan mobil tanpa perlindungan asuransi e-hailing yang tepat, tidak melakukan pemeriksaan kendaraan yang wajib dan menggunakan kendaraan yang tidak terdaftar di bawah sistem Izin Kendaraan E-hailing (EVP).
Menteri Transportasi Anthony Loke menekankan komitmen lembaganya untuk menerapkan peraturan secara adil ke semua pelaku usaha dan menjaga keselamatan penumpang.
Sebelumnya pada 5 Mei 2025, Asosiasi Pengemudi E-Hailing Malaysia atau PENGHANTAR melakukan kepada protes pemerintah Malaysia dan meminta agar Maxim dan InDrive ditutup operasinya di Malaysia. Mereka menuding InDrive dan Maxim telah beroperasi secara ilegal.
Selain Maxim dan InDrive sedikitnya ada 5 perusahaan transportasi online yang beroperasi di Malaysia, yaitu: Grab, MyCar, AirAsiaRide, Bolt dan RYDE. Lahir di Malaysia, Grab diketahui mendominasi pasar angkutan orang dan pengantaran. Tahun 2019, Grab disebut-sebut menguasai hingga 90% pasar ride hailing di Malaysia.