A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Kementerian ESDM Lirik Teknologi dari China dan Rusia untuk PLTN - Ntvnews.id

Kementerian ESDM Lirik Teknologi dari China dan Rusia untuk PLTN

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jun 2025, 18:32
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Yuliot Tanjung (Wakil Menteri ESDM) saat dijumpai di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 20 Juni. Yuliot Tanjung (Wakil Menteri ESDM) saat dijumpai di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 20 Juni. (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian ESDM membuka peluang kerja sama dengan China dan Rusia dalam pemanfaatan teknologi nuklir guna mendorong pembangunan PLTN di Indonesia.

"Jadi, untuk teknologi yang ditawarkan itu ada dari China atau dari Rusia," kata Yuliot Tanjung, Wakil Menteri ESDM saat dijumpai di Kantor Kementerian ESDM, pada Jumat, 20 Juni 2025, di Jakarta. 

Pembangunan PLTN menjadi salah satu strategi dalam upaya peningkatan kapasitas pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, pemerintah menetapkan target penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 69,5 gigawatt (GW).

Dari total target tersebut, pemerintah menetapkan pembangunan PLTN berkapasitas 500 megawatt (MW). Rencananya, kapasitas itu akan dibagi rata sebesar 250 MW akan dibangun di wilayah Sumatera dan 250 MW lainnya di Kalimantan.

"Jadi, untuk 500 MW ini, kami akan mencoba untuk melihat apakah menggunakan teknologi SMR (small modular reactor/reaktor modular kecil) atau large scale," kata Yuliot.

Baca juga: China Hingga Rusia Siap Bantu Indonesia Bangun PLTN

Yuliot mengatakan saat dirinya menjajaki kerja sama dengan Korea Selatan, negara tersebut mengandalkan teknologi large scale dalam pengembangan nuklirnya. 

Sementara itu, Indonesia kini tengah mencari referensi dari negara-negara yang telah menerapkan teknologi Small Modular Reactor (SMR). Karena itulah, pemerintah belum menetapkan negara mana yang akan menjadi mitra dalam pengembangan PLTN di Tanah Air.

"Ini kami mempertimbangkan teknologi terlebih dahulu. Mencari teknologi yang sudah sesuai, ada juga persyaratan TKDN sekitar 40 persen," kata Yuliot.

Selain menimbang teknologi yang akan dipakai untuk pembangunan PLTN, pemerintah juga tengah menyusun regulasi terkait pengelolaan bahan radioaktif seperti uranium di Kalimantan Barat, yang direncanakan akan dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk PLTN. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034, Kalimantan Barat tercatat memiliki potensi sumber energi melimpah, mulai dari uranium, tenaga air, biomassa, biogas, hingga batu bara.

Sebagai bahan bakar utama reaktor nuklir, uranium menjadi kunci dalam pengembangan PLTN. Dalam RUPTL, tercatat potensi uranium di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat mencapai 24.112 ton. Meski demikian, pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber energi primer masih menanti keputusan resmi pemerintah, yang harus didasarkan pada hasil studi kelayakan pembangunan PLTN.

Baca juga: Aktivitas PT GAG Nikel Masih Dihentikan Sementara oleh Kementerian ESDM

(Sumber: Antara) 

x|close