Ntvnews.id, Jakarta - Penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas (migas) hingga 31 Mei 2025 tercatat sebesar 5,18 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp82,88 triliun (asumsi kurs Rp16.000).
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan jumlah tersebut baru mencapai 39,8 persen dari target APBN 2025, yang sebesar 13,03 miliar dolar AS atau Rp208,48 triliun.
“Ini dikarenakan harga minyak yang turun,” ucap Djoko dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI dikutip Rabu 2 Juli 2025.
Djoko menyebut harga minyak acuan dalam APBN 2025 dipatok sebesar 82 dolar AS per barel, tetapi realisasinya selama periode tersebut berkisar antara 65 hingga 77 dolar AS per barel.
Baca juga: Dewa United Tegaskan Tidak Terkait dengan Klub MOI Kompong Dewa di Kamboja
Dengan tren penurunan ini, total penerimaan negara dari sektor hulu migas hingga akhir tahun 2025 diperkirakan hanya akan mencapai 10,8 miliar dolar AS (Rp172,80 triliun), atau sekitar 81 persen dari target yang ditetapkan.
Adapun, prognosa penerimaan negara dari sektor hulu migas untuk tahun 2026 diperkirakan berada dalam rentang 7,8 hingga 11,9 miliar dolar AS.
Djoko lebih lanjut menjelaskan dari sisi lifting, sektor migas menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hingga Mei 2025, lifting minyak telah mencapai 94 persen dari target.
Diperkirakan pada akhir tahun 2025, lifting minyak akan mencapai 605.000 barel minyak per hari (mbopd) atau 100 persen dari target. Untuk tahun 2026, lifting minyak diperkirakan akan berkisar antara 600.000 hingga 610.000 mbopd.
Sementara itu, lifting gas telah mencapai 5.530 mmscfd atau 98 persen dari target 5.628 mmscfd hingga Mei 2025, dengan perkiraan mencapai 98,5 persen pada akhir tahun.
Baca juga: Duel Bellingham Bersaudara di Babak Perempat Final Piala Dunia AntarKlub Batal
Secara keseluruhan, lifting minyak dan gas gabungan telah mencapai 1.555 barel setara minyak per hari (mboepd) atau 97 persen hingga Mei 2025, dan diproyeksikan mencapai 99 persen hingga akhir tahun.
Untuk tahun 2026, prognosa lifting minyak dan gas diproyeksikan mencapai 1.553 hingga 1.627 ribu barel setara minyak per hari (mboepd). (Sumber:Antara)