Ntvnews.id, Jakarta - Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) hari ini merilis laporan riset berjudul Mengoptimalkan Peran Ekonomi Digital dalam Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan 8 persen di Indonesia.
Temuan utama riset ini menegaskan peran penting ekonomi digital bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Laporan Prasasti ini memetakan 17 sektor terdigitalisasi menggunakan metodologi OECD–ADB dan menyoroti ekosistem digital terbesar di Indonesia, GoTo sebagai studi kasus untuk mengukur dampak nyata digitalisasi terhadap perekonomian.
Research Director Prasasti Gundy Cahyadi mengatakan, ekosistem GoTo berhasil menciptakan nilai ekonomi sebesar Rp480,7 triliun.
Selain itu, GoTo berkontribusi dalam menurunkan kemiskinan di sektor terkait sebesar 0,45 persen atau 1,27 juta orang melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan rumah tangga pengemudi.
"Dampak ekonomi GoTo itu kontribusinya telah mencapai Rp480 triliun dari tahun 2020 sampai 2024, menciptakan peluang bagi 2 juta orang untuk mendapatkan pekerjaan, dan juga menurunkan tingkat kemiskinan hampir 0,5 persen," ucap Gundy, Selasa 12 Agustus 2025.
Pada tingkat regional, Goto juga memberikan dampak terhadap PDRB provinsi, dengan dampak terbesar terlihat di DKI Jakarta, Sumatera Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat.
"jadi bukan hanya di kota-kota besar, tapi di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, bahkan di Sumatera juga sebenarnya dampaknya terasa dari ekosistem GoTo," ungkapnya.
Baca juga: GoTo Umumkan 5 Direktur Baru, Ini Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Terbarunya
Dari analisa Prasasti juga GoTo menciptakan peluang pekerjaan untuk 650 ribu pengemudi, 560 ribu pedagang, dan 590 ribu lapangan kerja tidak langsung.
"Jadi transportasi darat, ada juga dari pergadangan retail, layaran TIK dan juga pergadangan tidak langsung. Total dampaknya sangat signifikan untuk kontribusi dari ekonomi digital,"tandasnya.