ESDM: Pertamina Serap BBM yang Ditolak Vivo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 20:45
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Laode Sulaeman memberi keterangan usai menghadiri Peluncuran Logo Baru BPH Migas, Jakarta, Kamis 2 Oktober 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Laode Sulaeman memberi keterangan usai menghadiri Peluncuran Logo Baru BPH Migas, Jakarta, Kamis 2 Oktober 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta -Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa bahan bakar minyak (BBM) jenis base fuel yang diimpor oleh Pertamina tetap akan digunakan oleh perusahaan tersebut meskipun sempat ditolak oleh PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) karena kandungan etanolnya.

“Itu dipakai sendiri sama Pertamina,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, usai menghadiri Peluncuran Logo Baru BPH Migas di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.

Penolakan terjadi lantaran hasil uji laboratorium menunjukkan base fuel yang diimpor Pertamina mengandung etanol sekitar 3,5 persen. Padahal, sebelumnya Vivo telah menyetujui pembelian sebanyak 40 ribu barel dari total 100 ribu barel base fuel yang diimpor oleh Pertamina.

Meski demikian, Laode menegaskan bahwa pembatalan kesepakatan itu tidak menimbulkan kerugian bagi Pertamina.

“Tidak (ada kerugian),” kata Laode.

Ia menjelaskan kandungan etanol dalam base fuel yang diimpor Pertamina tidak melanggar aturan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah. Menurutnya, spesifikasi BBM yang diatur Kementerian ESDM hanya mengacu pada research octane number (RON) atau angka oktan.

Baca Juga: Hoaks! Video Prabowo Pecat Bahlil dari Menteri ESDM

Bahkan, kata Laode, etanol wajar ditemukan dalam bahan bakar ramah lingkungan atau biofuel. Oleh karena itu, penolakan yang dilakukan Vivo semata karena perusahaan tersebut memiliki standar spesifikasi khusus.

“Itu spek yang ada di mereka (Vivo) sendiri, tidak mau menggunakan (BBM) yang mengandung etanol. Tapi, bukan berarti (kandungan etanolnya) tidak berada di dalam toleransi, itu perbedaannya,” ujar Laode.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut bahwa sejumlah SPBU swasta, yakni Shell, Vivo, bp, dan Exxon Mobil, telah menyetujui untuk membeli tambahan stok BBM melalui skema impor yang difasilitasi Pertamina.

Langkah ini diambil guna meredakan kelangkaan BBM yang melanda beberapa SPBU swasta, khususnya Shell dan bp, sejak Agustus 2025.

Dalam kesepakatan tersebut, para operator SPBU swasta mengajukan syarat agar BBM yang dibeli dari Pertamina berbentuk murni (base fuel) sehingga pencampuran bisa dilakukan langsung di tangki SPBU masing-masing. Namun, hingga saat ini, belum ada satu pun SPBU swasta yang merealisasikan pembelian base fuel dari Pertamina.

(Sumber : Antara)

x|close