BI Perkirakan Transaksi Pembayaran Digital Naik 29,7 Persen Pada 2026

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Des 2025, 21:15
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Tangkapan layar - Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Desember 2025, di Jakarta, Rabu 17 Desember 2025. ANTARA/Imamatul Silfia Tangkapan layar - Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Desember 2025, di Jakarta, Rabu 17 Desember 2025. ANTARA/Imamatul Silfia (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan transaksi pembayaran digital tetap kuat pada 2026 dengan laju kenaikan mencapai 29,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Didukung dengan perluasan penggunaan QRIS, inovasi teknologi, penguatan aspek keamanan, dan tentunya juga kepercayaan publik,” kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Desember 2025 di Jakarta, Rabu, 17 Desember 2025.

Filianingsih menjelaskan bahwa kinerja ekonomi digital Indonesia sepanjang 2025 menunjukkan pertumbuhan yang solid, salah satunya tercermin dari peningkatan transaksi pembayaran digital.

Hingga November 2025, volume transaksi pembayaran digital tercatat tumbuh 41,12 persen (yoy) dengan total transaksi mencapai 4,66 miliar.

Transaksi pembayaran digital tersebut mencakup layanan mobile banking, QRIS, serta internet banking. Dari ketiga kanal tersebut, mobile banking mencatatkan volume transaksi terbesar dengan total 2,79 miliar transaksi, disusul oleh QRIS yang membukukan 1,68 miliar transaksi.

Baca Juga: BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025

Sementara jika dilihat dari sisi pertumbuhan, volume transaksi aplikasi mobile banking dan internet banking masing-masing meningkat sebesar 15,91 persen (yoy) dan 16,11 persen (yoy). Adapun transaksi QRIS mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yakni sebesar 143,64 persen (yoy).

Filianingsih menilai capaian tersebut mencerminkan semakin luasnya adopsi pembayaran digital oleh masyarakat, termasuk di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Kinerja ini menunjukkan bahwa digitalisasi sistem pembayaran ini sudah menjadi fondasi utama aktivitas ekonomi, terutama untuk konsumsi, transportasi, dan juga layanan publik,” ujarnya lagi.

Dari sisi infrastruktur sistem pembayaran, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST tercatat mencapai 439 juta transaksi atau tumbuh 29,77 persen (yoy), dengan nilai transaksi sebesar Rp1.092 triliun pada November 2025.

Sementara itu, transaksi bernilai besar yang diproses melalui BI-RTGS mencapai 0,87 juta transaksi dengan nilai total sebesar Rp20.463 triliun pada periode yang sama.

Adapun dari sisi pengelolaan uang rupiah, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tercatat tumbuh 13,09 persen (yoy) menjadi Rp1.250,60 triliun pada November 2025.

 

(Sumber : Antara)

x|close