Severity: Warning
Message: Invalid argument supplied for foreach()
Filename: libraries/General.php
Line Number: 87
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan mengenai adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di industri tekstil.
Menurutnya tren PHK massal yang terjadi di industri tekstil disebabkan dua hal, yaitu pemindahan ppabrik yang semula di Jawa Barat ke daerah lainnya, kedua adanya pabrik tekstil yang menutup secara permanen.
"PHK massal ini saya harus menyampaikan bahwa benar apa yang disampaikan, terjadi PHK di beberapa tempat khususnya di daerah Jawa Barat," ucap Bahlil di Jakarta, Senin (29/7/2024).
"Masalahnya ada dua mesinnya sudah tua yang kedua biaya ekonominya sudah tinggi dibandingkan negara-negara lain," lanjutnya.
Baca juga: Menko Luhut Beri Bocoran Ada Perusahaan Tekstil China Mau Investasi di RI
Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan tingginya biaya produksi ini berbanding terbalik dengan produktivitas pekerja.
Oleh karena itu, ia mendorong agar hak-hak buruh dapat diperhatikan dan buruh dapat memperhatikan keberlangsungan perusahaan.
"Hak-hak buruh harus diperhatikan, buruh juga harus perhatikan keberlangsungan perusahaan. Kalau tutup kan rugi semua," ungkap Bahlil.
Kendati demikian, Bahlil menyampaikan ada sejumlah investr baru di sektor industri tekstil yang akan beroperasi dalam waktu dekat.
Baca juga: Gibran Sidak ke Kantor Menteri Bahlil, Ada Apa?
"Tapi jangan sedih karena ada yang pergi, ada yang datang. Contoh kemarin kita resmikan pabrik sepatu di kawasan industri terpadu Batang, di Jawa Tengah itu menciptakan lapangan kerja 2.000 lebih, jadi jangan yang ditulis hanya yang pergi," jelas Bahlil.
Bahlil menjelaskan tantangan untuk mempertahankan industri tekstil alah satunya pemberian insntif perpajakan. Kemudian dari perbankan bisa mendorong pembiayaan untuk peremajaan mesin.