Beberapa kebiasaan yang dianjurkan antara lain mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker, menjaga etika saat batuk dan bersin, menghindari kontak dekat dengan penderita, serta melindungi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
"Kita punya anak kecil, punya orang tua yang sudah sepuh, baik yang ada komorbid atau tidak, itu sangat perlu diproteksi untuk mencegah terjadinya penularan HMPV," tuturnya.
Telly juga menegaskan pentingnya tetap waspada tanpa perlu panik. "Intinya adalah tidak perlu panik, tidak perlu khawatir dengan adanya kasus HMPV ini. Tetapi, harus terus waspada dan segera mencari pertolongan atau konsultasi atau pengobatan ke fasilitas kesehatan yang terdekat, supaya segera dapat dideteksi sehingga pengobatan dini dapat diberikan, sehingga tidak jatuh pada kondisi yang lebih parah," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa HMPV tidak memerlukan penanganan atau persiapan khusus dari fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
"Ini penyakit seperti flu biasa saja. Yang penting sekarang kita minta laporkan saja. Karena ada beberapa lab yang bisa melakukan panel tes virus ini. Jadi yang virus ini kalau ternyata terdeteksi, kita minta dilaporkan saja. Karena virus influenza kan banyak," jelas Budi.
Ia juga menekankan bahwa tingkat fatalitas HMPV sangat rendah, jauh lebih rendah dibandingkan dengan COVID-19. "Fatality rate-nya rendah sekali. Jauh di bawah COVID. Dan itu terbukti semua yang kena HMPV, data yang saya lihat yang ada di Indonesia, anak-anaknya sudah sembuh semua. Sudah pulang dengan selamat," ujar Menkes Budi.
(Sumber: Antara)