Ntvnews.id, Jakarta - Raffi Ahmad kembali menjadi sorotan publik, usai leluconnya ditanggapi langsung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga desak KPI untuk menegurnya.
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, menilai dua program yang dibawakan Raffi, yakni Gaspol dan Berkahnya Ramadhan. Kala itu salah satu talent sedang berjoget memakai pakaian yang seksi dan ketat terlihat jelas lekuk tubuhnya dan dikomentari oleh Raffi Ahmad.
Bahkan salah satu ucapan Raffi yang dituding vulgar yakni pada saat momen talen tersebut nyanyi lagu Kalau basah mau diapain?. Selain itu pada Gaspol episode 145, bahkan Raffi pun dianggap mengeksploitasi status janda dengan mengatakan, “Janda semakin di depan".
Hal itu sontak memicu komentar dugaan pelanggaran yang dilakukan Raffi Ahmad terkait ucapan yang kurang pantas. Namun menurut Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh hal itu masih bisa ditoleransi.
"Tidak ada orang yang sempurna. Yang paling penting adalah saling mengingatkan untuk kebaikan. Jika salah, ada komitmen untuk terus memperbaiki. Karena itu saya mengapresiasi komitmen tersebut," ucapnya ke awak media, 24 Maret 2025.
Lantaran hal tersebut bisa terjadi kepada siapa saja secara spontan, karena sedang live biasanya manusia cenderung kelepasan dan khilaf.
"Itu bisa jadi spontan, karena live. Setiap orang tidak mungkin lepas dari khilaf, kuncinya saling berkomitmen untuk terus berbenah," imbuhnya.
Tak hanya itu, Asrorun juga menyebut jika dibalik kekhilafan Raffi itu tak lain ia merupakan sosok public figure yang inspiratif dan multitalenta.
"Dengan talenta yang dimiliki, dioptimalkan dengan kerja keras, gigih, menjadi sukses di bidangnya. Kemudian mendorong talenta-talenta muda untuk berkreasi dan berkontribusi positif. Kalau ada hal yang kurang, itu manusiawi sepanjang terus ada komitmen untuk berbenah menuju lebih baik. Saya yakin sosok Raffi adalah orang baik," pungkas Ketua MUI Bidang Fatwa.