Ntvnews.id, Roma - Saat libur May Day baru-baru ini, puluhan ribu wisatawan memadati kota kecil Sirmione di Italia, menyebabkan kekacauan besar. Sekitar 75.000 turis menyerbu kota yang hanya berpenduduk sekitar 8.000 orang itu, menjadikan suasana damai di tepi Danau Garda berubah drastis.
Dilansir dari The Mirror, Sabtu, 20 Mei 2025, para pengunjung datang untuk menikmati berbagai atraksi lokal, seperti reruntuhan peninggalan Romawi, pemandian air panas, dan Kastil Scaligero yang berasal dari abad ke-13. Namun, alih-alih menikmati liburan yang menyenangkan, banyak wisatawan justru terjebak dalam antrean panjang hingga 40 menit hanya untuk bisa masuk ke pusat kota.
Rekaman video yang tersebar di media sosial memperlihatkan betapa padatnya situasi di Sirmione. Kerumunan orang memenuhi jalan-jalan, lalu lintas menjadi macet, dan bus listrik kesulitan melintas. Penduduk lokal pun merasa kewalahan menghadapi lonjakan pengunjung ini.
Baca Juga: Turis Masuk Bui Gegera Semut, Kok Bisa?
"Jumlah wisatawan sangat berlebihan, semuanya berantakan—macet, antre panjang. Ini krisis yang harus segera ditangani. Situasi ini tidak hanya merusak warisan budaya kami, tetapi juga menciptakan pengalaman wisata yang buruk," tulis seorang pengguna media sosial.
Kritik serupa datang dari warganet lainnya yang menilai kondisi itu sebagai bentuk pariwisata berlebihan atau overtourism. “Overtourism itu seperti menyamakan kehadiran dengan makna. Semua serba cepat, ramai, dan kosong. Seperti fesyen sekali pakai yang merusak. Lebih sedikit wisatawan bisa berarti kualitas yang lebih tinggi,” tulisnya.
Pelaku industri pariwisata pun menyuarakan keprihatinannya. Marco Merlo, Presiden Asosiasi Hotel dan Restoran setempat, menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak situasi ini terhadap keselamatan dan kenyamanan baik bagi turis, warga lokal, maupun pekerja.
“Kami berharap pemerintah kota mau berdiskusi dengan kami untuk merumuskan solusi yang tepat dan bisa diterima semua pihak,” ungkap Merlo kepada The Mirror, mengutip The Times.
Baca Juga: Viral Turis Berhubungan Intim dengan Tirai Kamar Terbuka, Warga Geram!
Sementara itu, kelompok warga lokal bernama Siamo Sirmione menilai bahwa pariwisata yang tidak terkendali bisa merusak reputasi kota. “Jika ini cara pemerintah kota mengelola Sirmione, bukan hanya warga yang kesulitan, tetapi juga sektor pariwisata akan terancam dalam jangka panjang,” ujar mereka dalam pernyataan resmi.
Pejabat transportasi setempat, Roberto Salaorni, mengakui bahwa kondisi pada akhir pekan tersebut memang tidak terkendali. Ia mengatakan pihaknya akan mengambil langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami seharusnya lebih siap mengatur kerumunan. Salah satu langkah yang mungkin adalah memasang pembatas di pintu masuk kastil,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa selama hidupnya, belum pernah melihat jumlah wisatawan sebanyak itu di Sirmione.
Fenomena serupa juga terjadi di kota-kota tujuan wisata lainnya di Italia. Di Venesia, misalnya, pemerintah telah berusaha membatasi jumlah turis dalam satu waktu. Namun, seperti banyak kebijakan lainnya, penerapannya masih menjadi tantangan besar.