Ntvnews.id, Jakarta - Di Indonesia, penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Banyak kasus TBC tidak tertangani dengan baik meskipun ada pengobatan yang tersedia. Ini sangat berbahaya karena TBC yang tidak diobati dapat menyebabkan kematian. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh risiko TBC jika tidak ditangani segera, gejalanya, dan bagaimana itu berdampak pada tubuh dan lingkungan sekitar. Yuk! Simak selengkapnya.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penyakit menular TBC, juga dikenal sebagai tuberkulosis. Bakteri ini paling sering menyerang paru-paru, tetapi dapat menyebar ke organ lain seperti tulang, otak, ginjal, dan tulang belakang. Penularan TBC terjadi melalui batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Ini adalah penyakit yang sangat menular karena penyebarannya yang mudah dan cepat.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia, setelah India. Setiap tahunnya, jutaan orang terinfeksi, dan sebagian besar tidak mendapatkan pengobatan yang memadai.
Bahaya TBC Jika Tidak Diobati
Pengobatan TBC sebenarnya sangat efektif jika dijalani secara rutin selama 6 hingga 9 bulan. Namun, jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menjadi kronis dan memicu komplikasi serius, seperti:
1. Kerusakan Paru-Paru Permanen
TBC yang tidak diobati akan menghancurkan jaringan paru-paru secara perlahan. Hal ini menyebabkan pasien kesulitan bernapas, mengalami batuk darah, dan penurunan fungsi paru yang signifikan.
2. Menyebar ke Organ Lain (TBC Ekstraparu)
Jika tidak segera diobati, bakteri TBC dapat menyebar ke organ tubuh lain melalui aliran darah. Ini dikenal dengan istilah TBC ekstraparu. Misalnya, TBC tulang bisa menyebabkan kelumpuhan, sedangkan TBC otak dapat memicu meningitis.
3. Infeksi Menular
Penderita TBC aktif yang tidak diobati bisa menjadi sumber penularan bagi banyak orang di sekitarnya. Dalam setahun, satu orang penderita TBC bisa menularkan ke 10 hingga 15 orang lainnya.
4. Kematian
Menurut data World Health Organization (WHO), TBC menyebabkan lebih dari 1,3 juta kematian setiap tahun. Sebagian besar kematian terjadi karena keterlambatan diagnosis dan pengobatan yang tidak dijalani secara tuntas. Ini menjadi bukti nyata bahwa TBC yang tidak diobati adalah ancaman mematikan.
Baca juga: Bill Gates: Indonesia Punya Peranan Penting Basmi TBC Global
Mengapa Banyak yang Tidak Berobat?
Ada beberapa alasan mengapa penderita TBC enggan atau tidak mendapatkan pengobatan, antara lain:
-
Minimnya kesadaran tentang gejala awal TBC
-
Stigma sosial terhadap penderita
-
Akses fasilitas kesehatan yang terbatas
-
Efek samping obat yang membuat pasien berhenti di tengah jalan
Padahal, pengobatan TBC gratis dan tersedia di berbagai puskesmas serta rumah sakit pemerintah.
Gejala TBC yang Harus Diwaspadai
Kenali gejala TBC sejak dini agar bisa segera ditangani:
-
Batuk berdahak lebih dari dua minggu
-
Batuk darah
-
Demam berkepanjangan
-
Keringat malam tanpa aktivitas
-
Berat badan turun drastis
-
Lemas dan kelelahan
Jika mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan dahak dan rontgen.
Upaya Pencegahan
Pencegahan TBC bisa dilakukan dengan cara:
-
Vaksinasi BCG sejak bayi
-
Menjaga kebersihan lingkungan
-
Menghindari kontak langsung dengan penderita TBC aktif
-
Menggunakan masker di lingkungan berisiko tinggi
-
Menjalani pola hidup sehat untuk memperkuat imun tubuh