Ntvnews.id, Jakarta - Fakta baru terungkap dalam kasus pemerasan yang menjerat pesinetron berinisial MR. Pria yang dikenal sebagai aktor sinetron dan layar lebar itu akhirnya ditangkap polisi saat bersembunyi di dalam mobil rongsok di kawasan Depok, Jawa Barat.
Namun, sorotan tak hanya tertuju pada detik-detik penangkapannya. Kesaksian korban dan pengakuan MR saat diinterogasi justru membuka sisi lain dari hubungan mereka sebuah relasi asmara sesama jenis yang berujung pemerasan.
Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Pengky Sukmawan, menjelaskan bahwa MR diduga memeras pacar lelakinya, berinisial IMT, dengan ancaman menyebarkan konten pribadi.
“MR ini mengancam akan menyebarkan foto bugil dan video hubungan sejenis terduga pelaku daripada si korban,” ujar Pengky dalam keterangannya kepada media.
Dari keterangan awal, MR meminta uang sebesar Rp20 juta kepada IMT. Hubungan mereka disebut sudah berjalan sebagai pasangan sesama jenis, namun memburuk ketika MR mengetahui IMT memiliki pria lain.
“Motifnya karena cemburu, kesal, diduga korban punya lelaki idaman lain atau PIL,” ujar polisi.
Dalam video yang beredar dan telah dikonfirmasi pihak kepolisian, MR tidak membantah tuduhan tersebut. Saat digiring dari dalam mobil rongsok ke kantor polisi dan ditanyakan mengenai identitas dan perannya dalam kasus tersebut.
“Nama MR pak. (Saya melakukan) pengancaman dan pemerasan,” jawab sang aktor.
Saat ditanya soal jumlah uang yang diterima dari korban, MR tampak bingung dengan detail nominal yang disebut dalam laporan dan menyanggah tuduhan yang dilaporkan korban.
“Enggak (Rp20 juta) ya pak, Rp10 juta lebih. Itu ngelakuin hubungan dulu Pak, bukan pemerasaan,” ujar MR, mencoba membela diri.
Polisi kemudian menggali lebih jauh tujuan penggunaan uang hasil pemerasan. MR menyebut uang tersebut dipakai untuk keperluan sehari-hari, termasuk biaya hotel dan kebutuhan pribadi korban.
“Bayar hotel. Untuk kerja. Untuk dipakai barang dia juga,” jawab MR.
Namun, ketika aparat menyinggung soal motif emosi dan cemburu, MR tampak mengelak menyebutkan alasan spesifik. MR tak menampik bahwa rasa kesal menjadi pemicu tindakannya.
“Lebih butuh aja sih,” jawab MR singkat.
“Butuh apa? Karena cemburu?” kejar polisi.
“Enggak. Awalnya sih kesal aja. Enggak juga Pak. Karena waktu sekali keadaan melihat itu aja. Yang bertiga itu,” ujar MR, merujuk pada satu momen yang membuat emosinya meledak.
Dalam kesempatan tersebut, MR juga mengakui bahwa dirinya menyesal telah melakukan pemerasan dan pengancaman terhadap korban yang sama-sama lelaki tersebut.