Ntvnews.id, Jakarta - Fenomena salah sebut merek ternyata bisa jadi cerita unik. Itulah yang terjadi pada Head & Shoulders Indonesia. Belakangan, jagat media sosial diramaikan oleh video seorang ibu yang menyebut nama sampo itu dengan gaya khasnya ketika berbelanja di minimarket. Konten tersebut, diunggah oleh pengguna TikTok @akhirnyadownloadt1ktok atau Ardi, telah ditonton lebih dari 20 juta kali dan mendapat lebih dari 2 juta tanda suka.
Momen itu kemudian ditangkap oleh Head & Shoulders lewat kampanye #BebasKetombeBerharihari. Sebagai bagian dari kampanye, akun resmi mereka di Instagram dan TikTok bahkan sempat mengganti nama menjadi ‘Het & Soldier’ dan ‘Het en Soder’.
Brand Director Haircare P&G Indonesia, Ayu Aradhita, mengatakan fenomena ini menunjukkan kedekatan merek dengan konsumen.
“Sebelumnya, terima kasih kepada Ibu Dian dan Ardi karena telah menghibur masyarakat luas melalui konten yang dibagikan beberapa waktu lalu. Konten tersebut menjadi salah satu bentuk relevansi merek kami di tengah konsumen, terutama lewat keunikan cara penyebutan Head & Shoulders yang ternyata juga dirasakan oleh sebagian besar konsumen kami,” ujar Ayu dalam keterangannya, Rabu, 10 September 2025.
Ibu Dian dan Ardi, sosok dalam video viral itu, akhirnya digandeng sebagai bintang iklan digital terbaru bersama aktor Joe Taslim dan komedian Boiyen. Kampanye ini juga melibatkan audisi online #BintangIklanHS, di mana publik diberi kesempatan untuk tampil di iklan bersama figur hiburan ternama.
Menurut Heru Syahdio, Brand Communications Hair Care P&G Indonesia, keterlibatan konsumen menjadi bagian penting dari strategi komunikasi kali ini.
“Upaya Head & Shoulders untuk berkolaborasi dengan konsumennya dalam kampanye ini menjadi bukti bahwa suara konsumen adalah bentuk ulasan paling jujur sekaligus penting untuk didengarkan,” katanya.
Sementara itu, Ibu Dian berbagi pengalaman pribadinya ketika diundang ke podcast Raditya Dika. Ia mengaku sudah lama menggunakan produk ini, bahkan sejak masih berbentuk bubuk.
“Sekarang bentuknya sudah cair dan saya masih setia pakai. Apalagi karena saya tinggal di Bali, cuacanya panas membuat saya gampang berkeringat dan kulit kepala berminyak hingga picu ketombe,” ungkapnya.
Fenomena salah sebut merek ini sekaligus menjadi contoh bagaimana budaya populer di media sosial bisa membentuk kedekatan baru antara konsumen dan sebuah brand.