Ntvnews.id, Washinton DC - Beberapa ahli dan investor mengungkapkan kekhawatiran bahwa Amerika Serikat (AS) mungkin akan mengalami resesi pada tahun depan, dipicu oleh meningkatnya angka pengangguran di negara tersebut.
Dilansir dari Aljazeera, Selasa, 6 Agustus 2024, berdasarkan data yang dirilis pada Jumat, tingkat pengangguran melonjak ke 4,3% pada Juli 2024, level tertinggi dalam hampir tiga tahun. Kenaikan ini telah mendorong pembicaraan mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga dalam pertemuan Federal Reserve yang akan datang pada bulan September.
"Lonjakan angka pengangguran ini mengindikasikan resesi pada tahun 2025," kata Gary Clyde Hufbauer, peneliti senior di Peterson Institute for International Economics, kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Dirampok di Amerika Serikat
"Saya memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September dan akan melanjutkannya di pertemuan-pertemuan berikutnya. Langkah tersebut mungkin akan memastikan resesi yang tidak terlalu dalam," tambahnya.
Pasar saham juga merespons dengan ketakutan terhadap kemungkinan resesi. Pada hari Jumat, Dow Jones Industrial Average anjlok hampir 500 poin.
Nasdaq Composite berakhir turun 2,3%, menghapus sebagian besar kenaikan 2,6% yang terjadi pada Rabu, yang merupakan hari terbaik indeks teknologi tinggi tersebut sejak Februari. S&P 500 mengalami volatilitas intraday terbesar sejak November 2022 dan ditutup turun 1,4%.