"Kita berangkat ke Istanbul dulu tanpa jalur siapapun, saya jalurnya sama adik saya. Karena masuk kesana (Suriah) harus ada penjamin, kalau nggak ada penjamin nggak boleh masuk, nanti dikira mata-mata," kata Ziad Chalid, Kamis 17 Oktober 2024.
"Satu bulan saya di Istanbul, adik saya Thoriq meninggal kena tembak drone di Suriah meninggal dia. Karena penjamin saya meninggal, hingga akhirnya luntang lantung disana (Istanbul) dan saya nggak mau pulang ke Indonesia selama satu tahun," lanjutnya.
Ia menuturkan lebih lanjut, tepat satu tahun berada di Istanbul ia kena penggerebekan oleh polisi Turki. Di mana pada waktu itu anak ketiganya baru lahir lima hari pada musim salju. Alhasil ia pun di deportasi dan ketika sampai di Indonesia ia sudah ditunggu oleh anggota polisi.