Kain Ulos, menurut Purnama memiliki nilai simbolis dalam berbagai ritus yang mengisi keseharian masyarakat Batak. Sekaligus menjadi simbol kasih sayang, kehangatan, perlindungan, dan penghormatan dalam upacara adat.
"Walau demikian, di balik itu semua adalah doa dari keluarga bahwa ulos ini mampu menghangatkan kehidupan kita," ucapnya.
"Kain ulos sendiri banyak ragamnya ada diberikan ketika lahir, ketika hamil, ketika perkawinan, ketika mendapatkan berkat-berkat kemudian ketika kematian juga diberikan ulos yang disesuaikan dengan keadaan," imbuh Purnama.
Kain ulos, lanjut dia, merupakan buah pikir dan memiliki seni kualitas tinggi dalam proses pembuatannya karena merupakan warisan leluhur. Nilai sakralitas ulos, adalah gambaran dunia batin orang Batak, karenanya tidak semua ulos dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Peringatan Hari Ulos Nasional 2024.
Adapun selain itu, lanjut dia, JPI melakukan giat untuk stunting, membantu masyarakat dan mendampinginya.
"Sekarang ini bulan ketiga di wilayah Jakarta Timur. Dalam visi misi kami adalah peduli ibu dan anak, budaya dan ekonomi. Ternyata biaya stunting cukup mahal, khususnya untuk anak-anak dalam peningkatan asupan gizi. Kami punya banyak tenaga untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan," tandas Purnama.