PFA dan awak media berkunjung ke Grasberg.
Bus akhirnya berangkat dari rumah tempat menginap rombongan di Tembagapura, menuju Grasberg. Bus yang mirip truk hasil modifikasi itu, lantas melaju ke atas kawasan pegunungan.
Sepanjang perjalanan, bus berjalan diiringi pemandangan sekitar yang diselimuti kabut. Selama perjalanan, media relation PTFI menjelaskan berbagai hal atau sejumlah lokasi yang dilalui rombongan, termasuk ketika melintasi terowongan nyaris sepanjang 1 kilometer yang hanya bisa dilalui kendaraan satu arah secara bergantian. Kami juga diperlihatkan tempat-tempat operasional tambang.
"Nanti di Grasberg oksigen tipis. Akibatnya bisa agak keliyengan, pusing," tutur Karel.
Selang beberapa puluh menit berselang, bus akhirnya tiba di titik dimana rombongan harus turun. Sebab harus melanjutkan perjalanan menggunakan tram atau kereta gantung. Melalui tram, kami terbantu naik ke atas dari ketinggian sekitar 2.836 MDPL, menuju ketinggian 3.574 MDPL. Tram ini memiliki lintasan sepanjang sekitar 1.594 meter.
Meski demikian, usai tiba di terminal tram yakni Terminal EB dari Terminal 74, perjalanan rupanya belum berakhir. Rombongan harus sedikit berjalan, untuk kemudian kembali menumpang bus. Usai perjalanan belasan menit, rombongan akhirnya tiba di Grasberg.
Tram untuk menuju Grasberg.
"Nanti kalau foto-foto usahakan jangan sendiri. Sebab jika ada apa-apa lebih aman, ada yang bisa menginformasikan," kata Karel.
Di Grasberg, berbagai spot foto banyak hadir. Mulai dari kendaraan yang digunakan untuk operasional tambang, tulisan yang menunjukkan lokasi dan ketinggiannya, hingga jejak galian tambang. Wilayah itu selayaknya tempat wisata.