Namun sayang, bekas galian tambang Grasberg yang terdapat pada kawah, tertutup kabut. Sehingga pemandangannya yang terkenal itu tak nampak.
Ardiles mengaku senang akhirnya bisa tiba di Grasberg. Ia mendapatkan pelajaran selama perjalanan hingga akhirnya tiba di lokasi salah satu tambang emas terbesar di dunia itu.
"Ternyata begini perjuangan Freeport cari uang sampai akhirnya turut dinikmati masyarakat Papua, termasuk PFA," kata Ardiles.
Atas kontribusi PTFI terhadap masyarakat, khususnya kepada anak-anak Papua yang tergabung dalam PFA, Ardiles menghaturkan ucapan terima kasih. Tak lupa ia mendoakan perusahaan itu dan orang-orang di dalamnya.
"Terima kasih kontribusi PT Freeport Indonesia dan juga segenap karyawan PT Freeport Indonesia yang selama ini bekerja dengan baik. Kami berdoa semoga selalu dalam perlindungan Tuhan untuk ada hal yang baik, menjadi berkat untuk kami di Papua Football Academy," jelas mantan pemain Persipura itu.
Kawasan tambang bawah tanah PTFI.
Adapun selain ke Grasberg, PTFI juga membawa rombongan ke tambang bawah tanah di Gunung Bijih Timur atau Ertsberg. Tambang tersebut berada di 1.760 meter di bawah permukaan tanah. PFA dan awak media juga diajak untuk melihat ruang kontrol yang mengendalikan aktivitas penambangan secara canggih, yakni menggunakan robot. Penggunaan robot dilakukan guna mencegah resiko terburuk saat menambang.
Menurut Claus Wamafma, Direktur & Executive Vice President (EVP) Sustainable Development PTFI, pihaknya senang dengan kehadiran PFA ke Tembagapura dan kawasan tambang. Sebab, dengan begitu mereka menjadi lebih memahami bagaimana Freeport mencari pendapatan yang akhirnya turut dirasakan anak-anak Papua yang ada pada Akademi, serta masyarakat luas lainnya.