"Kita berharap ada kekuatan penyeimbang di Southeast Asia (Asia Tenggara). Misalnya di perairan di Laut Cina Selatan," ujarnya.
Jika melihat kebelakangan saat Trump menjadi Presiden AS sebelum Covid-19. Ratri menilai Trump begitu liar.
"Kita enggak tahu apa yang akan terjadi pada negara-negara yang ada di Southeast Asia. Selama ini ASEAN misalnya saya baru bicara dengan yang mengerti tentang ASEAN. Di ASEAN tidak fokus kepada masalah pertahanan. ASEAN adalah economic operation. Nah kalau melihat logika seperti itu kita butuh Amerika untuk sebagai pasar kita," tuturnya.
Namun dengan kebijakan Trump yang kemudian mengisolasi diri dan kemudian memasang tarif sedemikian besar terhadap China itu membuat pertarungan yang sangat menyulitkan posisi Indonesia.
"Indonesia harus memang mencari partner penyimbang. Mendekati ke China itu adalah salah satu konsekuensi logisnya," ucapnya.
"Sementara Amerika nanti di bawah Donald Trump menarik diri dari perdagangan multilateral China dijadikan musuh kembali untuk menujukan superioritas. Itu akan cukup worry," imbuhnya.
Ratri memprediksi Donald Trump sekarang ini sedang menyusun daftar musuh-musuhnya. Baik di level domestik maupun negara lain.