Pada September lalu, Hunter juga setuju mengaku bersalah atas sembilan dakwaan terkait pajak, termasuk tiga tindak pidana berat, dalam upaya menyelesaikan persidangan yang diperkirakan akan berlangsung lama.
Dalam pernyataannya, Biden mengungkapkan alasan di balik pengampunan tersebut, menegaskan bahwa putranya telah menjadi korban proses hukum yang tidak adil.
Baca Juga: 2 Calon Anggota Kabinet Donald Trump Terseret Kontroversi Seks
"Hari ini, saya menandatangani surat pengampunan untuk putra saya, Hunter. Sejak menjabat, saya berkomitmen untuk tidak mencampuri keputusan Departemen Kehakiman, dan saya telah menepati janji tersebut meskipun saya melihat putra saya diadili secara selektif dan tidak adil," ujar Biden, seperti dirilis Gedung Putih.
"Dalam upaya untuk menghancurkan Hunter, mereka juga berusaha menghancurkan saya -- dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa upaya itu akan berhenti di sini. Cukup sudah," tegasnya.
Keputusan Biden ini menuai kritik tajam, terutama dari kalangan Kongres AS yang didominasi Partai Republik. Sebelumnya, Gedung Putih berulang kali menyatakan bahwa Biden tidak akan mengampuni putranya, sehingga langkah ini dianggap sebagai perubahan sikap mendadak.
Anggota DPR AS James Comer, dari Partai Republik dan Ketua Komite Pengawas DPR, menuduh Biden berbohong terkait aktivitas bisnis keluarganya.