Rusia Kelakar Bakal Balas Dendam ke AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Jan 2025, 09:06
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi senjata rudal/ist Ilustrasi senjata rudal/ist

Ntvnews.id, Moskow - Rusia berjanji akan membalas setelah mengklaim sistem pertahanannya berhasil menembak jatuh delapan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat (AS) yang diluncurkan oleh Ukraina. Rudal jarak jauh ini, yang dapat mencapai hingga 300 km, dianggap Rusia sebagai eskalasi signifikan dalam konflik tersebut.

Dilansir dari Reuters, Senin, 6 Januari 2025, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa sistem pertahanan udaranya juga menghancurkan 72 drone selain rudal balistik tersebut. Rusia menegaskan tindakan Ukraina yang didukung Barat tidak akan dibiarkan tanpa balasan.

Beberapa drone disebut berhasil dihancurkan di wilayah Leningrad di barat laut dan satu di Kursk, lokasi serangan kejutan Ukraina pada akhir musim panas lalu. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah memberikan lampu hijau bagi Kyiv untuk menggunakan rudal ATACMS, sebagai tanggapan terhadap langkah Rusia memperluas konflik dengan mendatangkan pasukan dari Korea Utara.

Baca Juga: Jerman: Perang Rusia di Ukraina Penyebab Jatuhnya Pesawat di Kazakhstan

Sebagai tanggapan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan membalas serangan ATACMS Ukraina dengan rudal balistik baru Rusia bernama "Oreshnik," yang memiliki kemampuan nuklir. Putin bahkan memberi sinyal bulan lalu bahwa rudal tersebut dapat diarahkan ke ibu kota Ukraina, Kyiv, setelah uji coba pertamanya diluncurkan ke wilayah Dnipro pada 21 November 2024.

Kantor berita pemerintah Rusia, TASS, melaporkan bahwa serangan drone Ukraina memaksa diberlakukannya pembatasan sementara di Bandara St. Petersburg. Gubernur Leningrad, Aleksandr Drozdenko, mengungkapkan melalui Telegram bahwa tanggal 4 Januari mencatat rekor jumlah drone yang berhasil dihancurkan, dengan empat UAV ditembak jatuh di wilayahnya.

Seorang pejabat keamanan Ukraina, Andrii Kovalenko, mengonfirmasi bahwa salah satu target mereka adalah sebuah pelabuhan di Leningrad, yang ia sebut sebagai elemen penting bagi keberlangsungan ekonomi dan militer Rusia.

Halaman
x|close