Ntvnews.id, Jakarta - Pihak kepolisian berhasil mengungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus eksploitasi seksual terhadap anak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dalam kejadian tersebut, korban baru akan menerima bayaran yang cukup kecil dari mucikari yang sudah mencarikan pria. Padahal, korban sendiri sudah melayani sebanyak 70 pria hidung belang.

Kanit Polsek Kebayoran Baru, Kompol Nunu, mengungkapkan bahwa uang yang diterima korban setelah melayani 70 pria hidung belang hanya sebesar Rp3,5 juta. Ini berarti korban hanya mendapat bayaran Rp50 ribu untuk setiap tamu yang dilayaninya.

Ilustrasi PSK (Pekerja Seks Komersial) (AP News)

"Korban wajib melakukan pelayanan terhadap, katakanlah laki-laki hidung belang terhadap 70 orang, baru korban dibayar 3,5 juta gaji. Tidak terbatas waktu sebulan atau dua bulan, sehari atau dua hari, yang jelas per 70 orang dibayar Rp 3,5 juta," ujar Nunu kepada wartawan, dilansir pada Rabu, 15 Januari 2025.

Faktanya, tarif yang ditetapkan mucikari untuk setiap tamu yang dilayani korban bisa mencapai nilai tertinggi Rp 1,5 juta. Nunu juga menjelaskan bahwa mucikari tersebut menggunakan aplikasi MiChat untuk menawarkan korban kepada para pelanggan.

Ilustrasi PSK (Pekerja Seks Komersial) (Instagram)

"Tarifnya kalau dari para tamu yang membayar kepada muncikari ini berkisaran Rp 250 ribu sampai Rp 1,5 juta," lanjutnya.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan empat orang sebagai tersangka. Menurut Nunu, para tersangka memiliki peran yang berbeda dalam jaringan ini.