A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Menlu Indonesia dan AS Bahas Isu Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik - Halaman 2 - Ntvnews.id

Menlu Indonesia dan AS Bahas Isu Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Jan 2025, 15:16
Akbar Mubarok
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri di Jakarta, Jumat (10/1/2025). Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri di Jakarta, Jumat (10/1/2025). ((Antara))

Bruce juga menambahkan bahwa Menlu Rubio mengapresiasi keinginan Indonesia untuk terus terlibat dalam proses perdamaian dan rekonstruksi pasca-konflik di kawasan Timur Tengah, yang disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi dalam pembicaraan telepon mereka.

Baca Juga: Menlu Sugiono: RI Siap Bantu Rekonstruksi Gaza Pascagencatan Senjata

Marco Rubio, yang disetujui oleh Senat AS pada Senin 20 Januari lalu untuk menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, menjadi pejabat pertama dalam pemerintahan Presiden Donald Trump yang mendapatkan persetujuan dewan legislatif.

Rubio akan memulai tugasnya di tengah berbagai krisis dan konflik global, termasuk perang Rusia-Ukraina serta konflik di Gaza dan Lebanon yang melibatkan Israel.

Rubio, yang pertama kali terpilih sebagai anggota Senat AS pada 2010, dikenal dengan sikap garis kerasnya terhadap Iran, Kuba, Venezuela, dan China, serta dukungannya yang teguh terhadap Israel.

Baca Juga: Menlu Sugiono: Indonesia Tak Akan Tinggalkan Perjuangan Palestina

Terkait politik luar negeri, Menlu baru ini memiliki pandangan yang sejalan dengan Presiden Trump, termasuk mendukung seruan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang menurutnya sudah mencapai "kebuntuan" dan "perlu segera diselesaikan."

Halaman
x|close