Jerman Hingga Prancis Satu Suara Soal Kebijakan Trump yang Kontrovesial

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jan 2025, 09:05
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi. Italia mendesak Uni Eropa merevisi larangan penjualan mobil BBM pada 2035. (Foto: Reuters) Ilustrasi. Italia mendesak Uni Eropa merevisi larangan penjualan mobil BBM pada 2035. (Foto: Reuters)

Ntvnews.id, Paris - Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza mendapat kecaman dari beberapa sekutu Washington, termasuk Jerman dan Prancis. Kedua negara Eropa itu menolak gagasan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan yang "tidak dapat diterima."

Trump pertama kali mengungkapkan idenya saat berbicara kepada wartawan pada Sabtu, 25 Januari 2025, kemudian menegaskannya kembali pada Senin, 27 Januari 2025. Ia mengusulkan agar Gaza "dibersihkan" setelah perang berkepanjangan selama lebih dari 15 bulan yang telah menghancurkan wilayah tersebut.

Trump menyatakan keinginannya untuk merelokasi warga Palestina ke tempat yang dianggapnya lebih aman, seperti Mesir atau Yordania, dengan alasan agar mereka dapat hidup tanpa gangguan, konflik, atau kekerasan.

Baca Juga: Trump Tawarkan 2 Juta PNS Resign, Negara Hemat Rp1,6 Kuadriliun

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengutuk gagasan tersebut dengan menyebutnya sebagai tindakan "pengusiran" terhadap warga Gaza.

Dilansir dari AFP, Kamis, 30 Januari 2025, Scholz menyatakan dalam sebuah acara di Balai Kota Berlin bahwa setiap rencana relokasi paksa, termasuk memindahkan warga Gaza ke Mesir atau Yordania, tidak dapat diterima.

Dalam pernyataannya, Scholz kembali menekankan dukungan Jerman terhadap solusi dua negara dan mendesak agar Otoritas Palestina mengambil alih kendali di Jalur Gaza. Menurutnya, perdamaian hanya dapat dicapai jika ada harapan bagi rakyat Palestina untuk memiliki pemerintahan mandiri di masa depan.

Halaman
x|close