Menang Pemilu, Pemimpin Jerman Friedrich Merz Janji Merdeka dari Pengaruh AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Feb 2025, 11:38
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Gedung Lembaga parlemen Jerman Gedung Lembaga parlemen Jerman (Antara)

Ntvnews.id, Berlin - Pemimpin konservatif Jerman, Friedrich Merz, melontarkan kritik tajam terhadap pemerintahan Trump beberapa jam setelah kemenangannya dalam pemilihan umum pada Minggu 23 Febuari lalu. 

Merz mengungkapkan bahwa prioritas utamanya adalah memperkuat Eropa dan mencapai kemerdekaan sejati dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Jerman Hingga Prancis Satu Suara Soal Kebijakan Trump yang Kontrovesial

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi, Merz memberikan kritik tajam terhadap AS, terutama setelah pernyataan terbaru Presiden Donald Trump.

“Prioritas utama saya adalah memperkuat Eropa secepat mungkin sehingga kita dapat mencapai, langkah demi langkah, kemerdekaan sejati dari AS,” ujarnya.

Merz mengungkapkan bahwa ia tidak pernah membayangkan akan mengungkapkan pernyataan seperti itu di acara televisi.

"Namun, setelah pernyataan Donald Trump minggu lalu, jelas bahwa orang Amerika terutama bagian pemerintahan ini—tidak peduli dengan nasib Eropa," tambahnya.

Baca Juga: Jerman: Perang Rusia di Ukraina Penyebab Jatuhnya Pesawat di Kazakhstan

Merz juga menyatakan kekhawatirannya tentang masa depan NATO menjelang pertemuan puncaknya pada Juni.

"Saya sangat ingin tahu bagaimana kita akan menghadapi pertemuan puncak NATO pada akhir Juni, apakah kita akan membicarakan NATO dalam bentuknya yang sekarang, atau apakah kita perlu mempercepat pembentukan kemampuan pertahanan Eropa yang independen," ungkap Merz.

Pemimpin Jerman itu bahkan menarik persamaan antara campur tangan Washington dan Moskow dalam urusan Eropa, dengan merujuk pada intervensi Elon Musk sahabat dekat Trump dalam kampanye pemilihan Jerman baru-baru ini. 

Baca Juga: Presiden Jerman Bubarkan Parlemen, Pemilu Digelar Tahun Depan!

"Intervensi dari Washington tidak kalah dramatis dan drastis dibandingkan dengan campur tangan Moskow," katanya, Senin 24 Febuari 2025.

"Kita berada di bawah tekanan besar dari dua pihak, sehingga prioritas utama saya sekarang adalah membangun persatuan di Eropa." ujarnya melanjutkan. 

Pada Minggu 23 Febuari lalu, Merz mengumumkan kemenangan dalam pemilihan parlemen Jerman setelah Partai Demokrat Kristen (CDU/CSU) yang dipimpinnya meraih hampir 28,5 persen suara, mengalahkan partai-partai lainnya dengan margin yang jelas.

 Sementara itu, Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz mengalami kekalahan telak, diperkirakan hanya meraih 16,3 persen suara terendah untuk partai kiri-tengah sejak 1949.

Baca Juga: Volkswagen Sepakat PHK 35.000 Karyawan di Jerman

Pernyataan Merz ini muncul setelah ketegangan meningkat antara pemerintahan Trump dan pemerintah Eropa dalam beberapa pekan terakhir. 

Wakil Presiden AS, JD Vance, memicu kontroversi awal bulan ini saat mengkritik pemerintah dan partai politik Eropa yang menentang partai populis sayap kanan, serta mengecualikan mereka dari proses politik. 

Setelah pidatonya di Konferensi Keamanan Munich, Vance bertemu dengan ketua AfD, Alice Weidel, yang menunjukkan dukungan terhadapnya sebelum pemilihan parlemen Jerman pada 23 Februari sebuah langkah yang melanggar norma diplomatik.

Penyelenggara konferensi bahkan tidak mengundang Weidel karena pandangan anti-demokrasi yang dimiliki partainya.

(Sumber: Antara) 

x|close