A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Persiapan Dialog Rusia-AS Dipercepat Pasca Ketegangan di Ruang Oval - Ntvnews.id

Persiapan Dialog Rusia-AS Dipercepat Pasca Ketegangan di Ruang Oval

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Mar 2025, 17:35
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip - Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa tahun lalu. Arsip - Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa tahun lalu. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketegangan antara Amerika Serikat dan Ukraina yang terjadi di Ruang Oval Gedung Putih pada 28 Februari 2025 mendorong percepatan dialog antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump.

Insiden ini berawal dari pertemuan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang membahas proses perdamaian di Ukraina. Namun, pertemuan itu berakhir dengan perdebatan sengit, memicu langkah cepat untuk mengatur dialog antara Washington dan Moskow.

Ketegangan semakin meningkat ketika Wakil Presiden AS JD Vance mengkritik Zelenskyy karena dianggap tidak berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan AS kepada Ukraina. Selain itu, Vance menyoroti kesulitan Kiev dalam merekrut wajib militer, yang menurutnya menjadi salah satu hambatan dalam mempertahankan posisi Ukraina dalam konflik dengan Rusia.

Baca juga: Rusia: Kunjungan Zelenskyy ke AS Kegagalan Diplomatik

Akibat perdebatan tersebut, pejabat senior kabinet Trump meminta delegasi Ukraina meninggalkan Gedung Putih dan membatalkan konferensi pers bersama yang sebelumnya dijadwalkan.

Selain membatalkan konferensi pers, Trump juga mengambil langkah mengejutkan dengan membatalkan penandatanganan kesepakatan mineral tanah dengan Zelenskyy. Padahal, perjanjian tersebut sudah diratifikasi oleh pemerintah Ukraina dan diharapkan dapat memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua negara.

Langkah ini semakin mempertegas ketegangan dalam hubungan Washington-Kiev, yang sebelumnya sudah diwarnai oleh berbagai perbedaan pandangan mengenai strategi perang Ukraina melawan Rusia.

Menghadapi situasi ini, AS dan Rusia mempercepat persiapan pertemuan antara kedua pemimpin negara. Menurut laporan CNN, negosiasi antara Putin dan Trump kemungkinan akan dilaksanakan di salah satu negara di kawasan Teluk Persia.

Dialog ini dipandang sebagai upaya AS untuk mengatur ulang kebijakan luar negerinya terhadap Rusia, terutama dalam konteks konflik di Ukraina yang semakin berlarut-larut.

Sebelumnya, pada 18 Februari 2025, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah mengadakan pertemuan di Riyadh. Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak membahas masa depan hubungan bilateral serta krisis yang tengah berlangsung di Ukraina. Hasil dari dialog ini mencakup kesepakatan untuk membentuk kelompok kerja tingkat tinggi yang akan bertugas mempercepat penyelesaian konflik di Ukraina.

Lavrov menegaskan bahwa Moskow dan Washington sama-sama memiliki kepentingan dalam mencari solusi jangka panjang terhadap krisis ini.

"Rusia dan AS sepakat membentuk kelompok kerja tingkat tinggi guna mempercepat penyelesaian konflik di Ukraina," ujar Lavrov.

Pernyataan ini menandakan adanya kemungkinan pergeseran kebijakan di bawah pemerintahan Trump, yang sebelumnya lebih condong mendukung Ukraina dalam menghadapi Rusia.

(Sumber: Antara)

TERKINI

Load More
x|close