A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Akhirnya Angka Kelahiran di Korea Selatan Naik! - Ntvnews.id

Akhirnya Angka Kelahiran di Korea Selatan Naik!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Mar 2025, 06:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Korea Selatan. Korea Selatan. (Pixabay)

Ntvnews.id, Seoul - Setelah hampir satu dekade mengalami penurunan, angka kelahiran di Korea Selatan akhirnya menunjukkan peningkatan pada tahun 2024. Berdasarkan laporan dari Statistics Korea, tingkat kesuburan naik dari 0,72 pada 2023 menjadi 0,75 pada 2024. Ini merupakan kenaikan pertama sejak tahun 2015.

Peningkatan ini terjadi di tengah krisis demografi yang sedang dihadapi Korea Selatan, di mana populasi usia kerja terus berkurang, dan jumlah kematian melebihi kelahiran dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah pun terus berupaya mencari solusi guna mengatasi rendahnya angka kelahiran yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara.

Faktor Penyebab Peningkatan

Setelah mengalami penurunan terus-menerus sejak 2015, angka kelahiran di Korea Selatan akhirnya mengalami kenaikan pada 2024. Data menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir pada tahun tersebut mencapai 238.343, meningkat 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, kelahiran anak pertama mengalami peningkatan sebesar 5,6%, sementara kelahiran anak kedua naik 2,1% dibandingkan dengan tahun 2023. Tren ini sejalan dengan lonjakan angka pernikahan yang tumbuh 14,9% dibandingkan tahun sebelumnya—pertumbuhan tertinggi sejak pencatatan data dimulai pada 1970.

Baca Juga: Ribuan Sekolah TK di Tiongkok Tutup Gegara Angka Kelahiran Turun

"Pernikahan dan memiliki anak kini semakin dipandang sebagai sesuatu yang diinginkan," ungkap pejabat statistik Korea Selatan, Park Hyun-jung, seperti dikutip oleh Korea Herald.

Namun, meskipun mengalami kenaikan, tingkat kesuburan Korea Selatan masih menjadi yang terendah di dunia, bahkan dibandingkan dengan 38 negara anggota Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Para pakar menilai bahwa meskipun tren ini positif, kebijakan jangka panjang tetap diperlukan agar pertumbuhan angka kelahiran dapat dipertahankan.

Alasan di Balik Lonjakan Angka Kelahiran

Menurut laporan Statistics Korea, terdapat beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya angka kelahiran pada 2024. Salah satu penyebab utamanya adalah peningkatan jumlah pernikahan setelah pandemi COVID-19 mereda.

Selain itu, survei menunjukkan bahwa semakin banyak warga Korea Selatan memiliki pandangan positif terhadap pernikahan dan memiliki anak. Pada tahun 2024, sebanyak 52,5% responden menyatakan mendukung pernikahan, naik dari 50% dua tahun sebelumnya. Sementara itu, 68,4% menyatakan keinginan untuk memiliki anak, meningkat dari 65,3% pada tahun 2022.

Tren ini juga didorong oleh meningkatnya jumlah perempuan usia produktif yang siap melahirkan, terutama di kelompok usia 30 hingga 34 tahun. Di kelompok ini, tercatat bahwa 70,4 dari setiap 1.000 wanita melahirkan pada 2024, menandakan bahwa rentang usia tersebut menjadi periode utama bagi perempuan Korea Selatan untuk memiliki anak.

Peran Kebijakan Pemerintah dalam Mendorong Kelahiran

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Korea Selatan telah menerapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran, dan dampaknya mulai terlihat pada tahun 2024. Salah satu langkah yang dinilai berkontribusi terhadap tren ini adalah dukungan finansial bagi pasangan muda dan keluarga baru.

Baca Juga: Prabowo Subianto Kenang 103 Tahun Kelahiran Presiden Soeharto

Pemerintah menawarkan berbagai insentif, seperti bantuan perumahan, subsidi tunjangan anak, serta pengurangan pajak bagi pasangan yang memiliki anak. Selain itu, sejumlah perusahaan juga mulai menerapkan kebijakan yang lebih ramah keluarga, termasuk cuti melahirkan yang lebih fleksibel serta subsidi biaya pendidikan anak.

Sebagai upaya untuk merespons perubahan angka kelahiran dengan lebih cepat, pemerintah Seoul kini mengumumkan data kelahiran dan tingkat kesuburan secara bulanan, bukan lagi setiap kuartal seperti sebelumnya. Hal ini memungkinkan kebijakan dapat disesuaikan dengan kondisi terbaru.

"Konsistensi pemerintah dalam memberikan berbagai bentuk dukungan kebijakan telah mendorong generasi muda untuk memutuskan memiliki anak," ujar You Hye-mi, Sekretaris Senior Presiden untuk Perencanaan Kependudukan.

x|close