Ntvnews.id
Menurut laporan Carscoops pada Selasa, 8 April 2025, pernyataan kontroversial tersebut muncul hanya beberapa hari setelah Musk secara terbuka mengusulkan pembentukan zona perdagangan bebas tarif antara AS dan Eropa—gagasan yang menurutnya akan mendorong keterbukaan ekonomi global. Namun, tampaknya usulan itu tidak sejalan dengan pandangan para pengambil kebijakan di Gedung Putih.
Peter Navarro, yang dikenal sebagai arsitek kebijakan tarif Trump yang menuai pro dan kontra di pasar global, menanggapi dingin pernyataan Musk. Ia menilai bahwa CEO Tesla tersebut hanya menginginkan kemudahan impor komponen kendaraan dari luar negeri demi menekan biaya produksi.
Baca juga: Ledakan Guncang Supercharger Tesla di Washington, FBI Turun Tangan
Navarro juga menegaskan bahwa seruan Musk untuk menghapus tarif justru bertentangan dengan kebijakan proteksionis yang menurut pemerintah saat ini diperlukan guna melindungi industri dalam negeri dari persaingan global yang tidak seimbang.
“Ketika berbicara tentang tarif dan perdagangan, kita semua mengerti di Gedung Putih - dan rakyat Amerika mengerti - bahwa Elon adalah produsen mobil, tetapi dia bukan produsen mobil. Dia adalah perakit mobil,” kata Navarro.
Navarro mengungkapkan bahwa sebagian besar rantai pasokan Tesla tersebar di berbagai negara Asia, seperti Jepang, China, dan Taiwan.
Ia menambahkan bahwa Musk "menginginkan suku cadang asing yang murah," menggambarkan sang CEO Tesla sebagai sosok yang lebih fokus pada efisiensi biaya dibandingkan dengan penguatan sektor manufaktur dalam negeri.
“Perbedaannya adalah dalam pemikiran kami dan Elon dalam hal ini adalah bahwa kami ingin ban dibuat di Akron, kami ingin transmisi dibuat di Indianapolis. Kami ingin mesinnya dibuat di Flint dan Saginaw, dan kami ingin mobilnya diproduksi di sini.” ujar Navarro.
Musk Balas Kritik Navarro
CEO Tesla, Elon Musk, tak tinggal diam menerima tudingan. Dikenal vokal dan blak-blakan, Musk langsung merespons kritik dari Peter Navarro dengan membela reputasi perusahaannya serta mengkritik keras kebijakan perdagangan yang diterapkan pemerintah AS.
“Tesla memiliki mobil paling banyak buatan Amerika. Navarro lebih bodoh dari sekarung batu bata,” tulis Musk di X, platform media sosial yang dimilikinya.
Dalam unggahan lanjutan, Musk melontarkan kritik tajam: “Navarro benar-benar bodoh. Apa yang dia katakan di sini jelas-jelas salah.”
Baca juga: Mantan Eksekutif Tesla Luncurkan Mobil Listrik Ringan Pertama di Dunia dengan Desain Ikonik
Jejak manufaktur Tesla di AS ceritakan kisah berbeda
Meski mendapat sorotan negatif dari Navarro, data produksi Tesla menunjukkan realitas yang jauh lebih berpihak pada industri domestik. Walau tidak ada produsen otomotif yang sepenuhnya bebas dari ketergantungan pada rantai pasokan global, kendaraan Tesla—termasuk Model 3, Model Y, Cybertruck, Model S, dan Model X—tercatat secara konsisten sebagai produk otomotif yang paling banyak dirakit di Amerika Serikat.
Berdasarkan riset terkini dari Kogod School of Business di American University, sekitar 87,5 persen komponen dalam Tesla Model 3 Performance berasal dari Amerika Serikat atau Kanada.
Model lainnya juga mencatat persentase tinggi kandungan dalam negeri: Model Y dan Model Y Long Range menggunakan 85 persen suku cadang lokal, Cybertruck 82,5 persen, sementara Model S dan Model X masing-masing mencatat angka 80 persen.
Paling tidak terpengaruh, namun masih ditentang
Secara ironis, data ini justru menjadikan Tesla sebagai salah satu perusahaan otomotif yang paling minim terdampak oleh kebijakan tarif yang diusulkan oleh Navarro. Namun demikian, Musk tetap menjadi salah satu penentang paling vokal terhadap kebijakan perdagangan tersebut.
Hubungan Musk dengan Trump kerap dipenuhi dinamika: di satu sisi terlihat akrab secara publik, namun tak jarang keduanya berselisih tajam, khususnya dalam hal kebijakan ekonomi. Tarif perdagangan menjadi salah satu isu utama yang memicu ketidaksepakatan tersebut.
Baca juga: Tesla Hentikan Sementara Uji Coba FSD di China
Meski memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden AS itu, Musk belum berhasil mempengaruhi pandangan Trump terkait tarif.
Dan seperti yang tergambar dari pernyataan Navarro, bahkan kontribusi besar Tesla terhadap industri dalam negeri pun tidak cukup untuk membebaskannya dari kritik dalam perdebatan perdagangan yang kian sarat muatan politik.
(Sumber: Antara)