Ntvnews.id
“Kami sepakat membangun upaya kolaboratif dalam bidang kebudayaan untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara, termasuk produksi film bersama yang menerbitkan tentang kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Aceh, pameran lukisan bersama serta pembangunan rumah budaya Indonesia di Turki,” ujar Menbud dalam pernyataan resminya di Jakarta, Kamis, 10 April 2025.
Fadli saat mendampingi Presiden Prabowo dalam kunjungan kenegaraan ke Republik Turki dan melakukan pertemuan dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Mehmet Nuri Ersoy, menjelaskan bahwa kedua negara yang sama-sama memiliki populasi Muslim terbesar di dunia memiliki peluang besar untuk memperkuat kerja sama dalam pelestarian warisan budaya tak benda.
Bentuk kolaborasi tersebut meliputi tradisi Fitra, seni kaligrafi, hingga majelis budaya, yang dinilai berpotensi masuk dalam daftar warisan budaya tak benda UNESCO.
Lebih lanjut, Fadli mengungkapkan bahwa jejak interaksi budaya antara Indonesia dan Turki telah tercatat sejak lama melalui berbagai artefak dan manuskrip sejarah.
Salah satu bukti signifikan adalah penemuan koin emas kuno di kawasan Gamping Pande, Aceh, yang memuat nama Sultan Aceh, Alaudin Riayat Syah Al Kahar, serta Sultan Ottoman, Suleiman I.
Baca juga: Tiba di Ankara, Presiden Prabowo Disambut Langsung Presiden Erdogan
Komitmen Indonesia dalam mempererat hubungan sejarah dan budaya dengan Turki semakin ditegaskan melalui temuan-temuan arkeologis yang menguatkan kedekatan kedua bangsa sejak abad ke-16, pada masa Kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Aceh.
“Temuan lainnya termasuk ratusan koin dari Dinasti Umayah dan Abasiyah yang ditemukan di situs Bukit Bongai, Sumatra Utara serta makam tokoh kerajaan Ottoman di Aceh seperti Muthalib Ghani bin Mustafa Ghani di Bitai,” tambah Fadli.
Terkait isu kemanusiaan di Palestina, Fadli dengan tegas mengecam tindakan penghancuran situs sejarah dan warisan budaya oleh Israel, yang dinilainya sebagai bentuk genosida dan pelanggaran kemanusiaan.
“Indonesia dan Turki sepakat untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk melalui upaya kebudayaan, serta menentang penghancuran identitas dan warisan budaya Palestina,” katanya lagi.
Sebagai tindak lanjut, kedua negara menandatangani nota kesepahaman di sektor kebudayaan. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat pelestarian warisan budaya, mendorong kolaborasi seni, serta memperluas pengembangan kapasitas dalam pengelolaan talenta budaya, sastra, dan seni kontemporer—termasuk film, musik, dan budaya digital.
“Kerja sama bilateral di bidang kebudayaan menjadi langkah strategis dalam memperkuat hubungan Indonesia dan Turki tidak hanya melalui pertukaran seni, tradisi dan nilai-nilai budaya tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat hubungan diplomatik kedua negara dengan memanfaatkan potensi kebudayaan masing-masing, kedua negara dapat membangun kemitraan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutup Fadli.
(Sumber: Antara)