Sejarah Kepausan dan Peran Paus sebagai Kepala Gereja Katolik Roma

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Apr 2025, 17:45
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) menyapa jemaat dari mobil Maung MV3 saat memasuki area Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) menyapa jemaat dari mobil Maung MV3 saat memasuki area Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta -Sejarah kepausan dalam Gereja Katolik Roma merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan agama Kristen di dunia. Paus, sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, memegang peranan sentral dalam ajaran, moral, serta kehidupan spiritual umat Katolik di seluruh dunia. 

Dikutip dari beberapa sumber, Senin, 21 April 2025, Kepausan telah berlangsung lebih dari dua milenium, menjadikan lembaga ini salah satu institusi tertua yang masih aktif hingga kini.

Baca Juga: Paus Fransiskus Wafat, Puan: Semoga Semangat Perdamaiannya Selalu Hidup

Awal Mula Kepausan

Kepausan bermula pada abad pertama Masehi, saat Santo Petrus, salah satu dari dua belas rasul Yesus, dianggap sebagai Paus pertama oleh tradisi Katolik. 

Petrus diyakini memimpin jemaat Kristen di Roma hingga akhirnya wafat sebagai martir di sana. Berdasarkan Injil Matius 16:18, Yesus berkata kepada Petrus, "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku." 

Ayat ini sering dijadikan dasar teologis bagi otoritas Paus sebagai penerus Petrus.

Lembaga Kepausan dan Fungsinya

Paus memimpin lembaga yang disebut Tahta Suci (Sancta Sedes), yang merupakan pusat pemerintahan spiritual Gereja Katolik Roma.

 Selain itu, Paus juga menjadi kepala negara Kota Vatikan, negara merdeka terkecil di dunia yang menjadi pusat administrasi Gereja Katolik global.

Baca Juga: Menag Berduka dan Sebut Paus Fransiskus Adalah Sahabatnya

Lembaga-lembaga penting dalam kepausan antara lain:

Kuria Roma, yang membantu Paus menjalankan administrasi Gereja.

Kongregasi dan Dikasteri, yang menangani bidang-bidang seperti doktrin, pendidikan, liturgi, dan penginjilan.

Dewan Kardinal, yang berfungsi sebagai penasihat Paus dan bertugas memilih Paus baru saat Tahta Suci kosong (sede vacante).

Perkembangan Historis dan Tantangan Zaman

Selama berabad-abad, kepausan mengalami berbagai tantangan, mulai dari skisma, reformasi, hingga krisis moral dan politik. 

Namun demikian, lembaga ini mampu bertahan dan beradaptasi. Salah satu tonggak sejarah penting adalah Konsili Vatikan II (1962–1965) yang dipimpin oleh Paus Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI. 

Baca Juga: Paus Fransiskus Meninggal, Begini Proses Panjang Pemilihan Paus Baru

Konsili ini membawa pembaruan besar dalam liturgi dan pendekatan Gereja terhadap dunia modern.

Di era kontemporer, Paus Fransiskus—yang menjabat sejak 2013—dikenal karena pendekatannya yang lebih terbuka, inklusif, dan menekankan isu-isu sosial seperti kemiskinan, migrasi, dan perubahan iklim.

Sejarah kepausan mencerminkan perjalanan panjang Gereja Katolik dalam menavigasi iman, politik, dan kemanusiaan selama lebih dari 2.000 tahun. Lembaga kepausan bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga kekuatan moral global yang terus memainkan peran penting di tengah perubahan zaman. 

Dengan kepemimpinan yang terus diperbaharui, Gereja Katolik berupaya menjawab tantangan dunia modern tanpa meninggalkan akar tradisinya.

x|close