Paus Fransiskus di Pengujung Hidup, Tetap Lantang Demi Perdamaian Dunia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Apr 2025, 19:08
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Paus Fransiskus Paus Fransiskus (YouTube KOMSOS KWI)

Ntvnews.id, Jakarta - Pada Senin, 21 April 2025, dunia dikejutkan dengan kabar wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, yang meninggal dunia pada usia 88 tahun.

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin pagi. Berdasarkan laporan dari Vatican News, Kardinal Kevin Farrell mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus meninggal di kediamannya pukul 7.35 pagi waktu Vatikan

“Hidupnya telah dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja. Beliau telah mengajarkan kita supaya hidup dengan nilai-nilai Injil dengan iman, keberanian, dan cinta kasih bagi semua, terutama kepada mereka yang miskin dan paling terpinggirkan,” kata Kardinal Farrell. 

Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, berasal dari pasangan imigran asal Italia. Sejak usia muda, ia sudah menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap kehidupan religius. Bergoglio menempuh pendidikan di Argentina dan Jerman sebelum akhirnya ditahbiskan sebagai imam Yesuit pada tahun 1969.

Sebagai Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik, Fransiskus menorehkan sejarah sebagai Paus pertama yang tidak berasal dari Eropa sejak Paus Gregorius III, yang lahir di wilayah yang kini menjadi Suriah dan terpilih pada tahun 731.

Nama "Fransiskus" yang dipilihnya sebagai nama kepausan merupakan penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi, biarawan abad ke-13 yang terkenal dengan kepeduliannya terhadap kaum miskin dan kasih sayangnya terhadap hewan.

Nama ini mencerminkan komitmen Paus Fransiskus untuk melanjutkan misi perdamaian, kerendahan hati, dan kasih sayang dalam kepemimpinannya. 

Sejak awal pengabdiannya di Gereja hingga diangkat sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada tahun 1998 dan terpilih sebagai Paus pada 2013, Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin yang tak kenal lelah dalam melayani umat serta konsisten menyerukan perdamaian dan keadilan di seluruh dunia.

Pada 3–6 September 2024, Paus Fransiskus sempat melakukan kunjungan bersejarah ke Indonesia. Dalam lawatannya tersebut, ia menandatangani Deklarasi Istiqlal sebagai simbol komitmen terhadap dialog antaragama, serta memimpin Misa Akbar yang dihadiri ribuan umat Katolik di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 5 September. 

Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Selebriti Tanah Air Berduka

Salah satu momen paling mengharukan dari kunjungan itu adalah ketika Imam Besar Masjid Istiqlal saat itu, Nasaruddin Umar, mengecup kepala Paus Fransiskus—sebuah gestur penuh hormat yang langsung dibalas oleh Paus dengan mencium tangan Nasaruddin. Momen ini pun menjadi simbol kuat toleransi dan persaudaraan lintas iman.  

Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus: Perjuangan Panjang Melawan Penyakit Pernapasan

Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, telah lama bergelut dengan masalah kesehatan sejak usia muda. Di usia 20-an, ia sempat menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru akibat infeksi pernapasan berat yang sempat mengancam nyawanya.

Seiring bertambahnya usia, terutama selama masa kepausannya, kondisi pernapasannya kembali memburuk. Pada November 2023, Paus terpaksa membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab karena mengalami influenza disertai pembengkakan paru-paru.

Memasuki tahun 2025, kondisi kesehatannya makin menurun. Paus Fransiskus dirawat intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak 14 Februari akibat pneumonia ganda. Empat hari kemudian, pada 18 Februari, Vatikan mengonfirmasi bahwa beliau mengidap pneumonia bilateral dan menunjukkan tanda-tanda klinis yang memburuk.

Meskipun pada 21 Februari tim dokter menyatakan bahwa nyawanya tidak dalam bahaya, situasi kembali genting pada 22 Februari setelah Paus dilaporkan mengalami serangan asma. Pada 24 Februari, kondisinya sempat membaik sedikit namun masih dalam kategori kritis, dan keesokan harinya, keadaannya dilaporkan tetap kritis namun stabil.

Perbaikan mulai terlihat pada 26 dan 27 Februari, tetapi pada 28 Februari, Vatikan menyampaikan bahwa Paus mengalami bronkospasme, memaksanya menggunakan alat bantu napas mekanis untuk memastikan sirkulasi oksigen dan karbon dioksida tetap terjaga. Beruntung, Paus merespons positif terhadap tindakan medis tersebut. 

Baca juga: Momen Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Wafat: Selamat Paskah!

Setelah menjalani perawatan intensif selama 38 hari, Paus Fransiskus akhirnya diperbolehkan pulang pada Minggu, 24 Maret 2025. Ia melanjutkan masa pemulihan di kediaman resminya di Vatikan. 

Hari-hari Terakhir Paus Fransiskus: Teguh Menjalankan Iman di Tengah Keterbatasan

Meski dalam kondisi fisik yang semakin melemah, Paus Fransiskus tetap teguh menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik hingga akhir hayatnya.

Sehari sebelum wafat, tepatnya pada Minggu Paskah, 20 April 2025, Paus Fransiskus masih sempat tampil di hadapan publik untuk menyampaikan pesan Urbi et Orbi. Dengan suara yang lirih, beliau mengucapkan selamat Hari Raya Paskah dan menyerukan bahwa “Sang Kristus telah bangkit”.

Pesan lengkap Urbi et Orbi kemudian dilanjutkan oleh Uskup Agung Diego Ravelli. Dalam pesannya, Paus menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Tanah Suci, yang disebutnya masih “dinodai oleh konflik” dan menjadi tempat “terjadinya kekerasan tak berujung”.

Dalam pernyataan terakhirnya, Paus Fransiskus menyoroti penderitaan warga Palestina di Gaza serta komunitas Kristen yang menjadi korban dari agresi Israel. Ia menyerukan agar “gencatan senjata segera terwujud di Jalur Gaza, semua sandera dibebaskan ... dan bantuan kemanusiaan bisa masuk.” Paus juga mendesak komunitas internasional untuk bertindak nyata dalam membantu mereka yang terdampak dan mewujudkan perdamaian.

Masih di hari yang sama, Paus menerima kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance di kediaman resminya. Menurut laporan Vatican News, keduanya membahas sejumlah isu internasional, terutama negara-negara yang dilanda konflik, ketegangan geopolitik, serta krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. 

Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal, Pertandingan Liga Italia 21 April Ditunda

Dalam kesempatan itu, Paus juga menekankan pentingnya perhatian terhadap nasib para migran, pengungsi, dan tahanan kepada Wapres AS terpilih, yang mendampingi Presiden Donald Trump usai terpilih kembali pada akhir tahun lalu.

Paus Fransiskus dinyatakan wafat pada keesokan harinya, Senin, 21 April 2025.

Semasa hidupnya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang konsisten menyuarakan pentingnya rekonsiliasi, dialog lintas agama dan budaya, serta penghentian segala bentuk kekerasan. Komitmennya dalam menjalin persahabatan dengan siapa pun, tanpa memandang bangsa atau kepercayaan, telah mendapat pengakuan luas dari dunia internasional. 

Beliau juga tidak pernah berhenti menyerukan perdamaian dunia serta harmoni antarmanusia melalui ucapan dan tindakan. Meski dirundung sakit yang cukup berat, Paus Fransiskus tetap menunjukkan dedikasi tanpa henti dalam perjuangannya bagi kemanusiaan.

Requiescat in Pacem, Paus Fransiskus. 

(Sumber: Antara) 

 

x|close