Ntvnews.id, Roma - Di tengah megahnya Kota Roma, Italia yang sarat sejarah dan spiritualitas, berdiri sebuah gereja kuno yang tak hanya menjadi simbol devosi kepada Bunda Maria, tetapi juga tempat yang sangat pribadi bagi mendiang Paus Fransiskus: Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore.
Bukan tanpa alasan, Paus asal Argentina ini dalam surat wasiatnya secara khusus meminta agar dimakamkan di gereja tersebut, menjadikannya satu-satunya paus modern yang memilih lokasi berbeda dari tradisi pemakaman di bawah Basilika Santo Petrus.
Dilansir dari CBS News, Selasa, 22 April 2025, Santa Maria Maggiore adalah salah satu dari empat Basilika Kepausan di Roma dan merupakan gereja tertua di dunia yang didedikasikan untuk Bunda Maria.
Baca Juga: Lengkap, Ini Isi Surat Wasiat Paus Fransiskus
Berdiri megah sejak abad ke-5, gereja ini dikenal dengan arsitektur klasiknya yang memesona, mosaik Bizantium yang indah, dan aura spiritual yang mendalam. Di antara para peziarah Katolik, gereja ini merupakan tempat yang sakral untuk merenung dan mempersembahkan doa kepada Santa Perawan Maria, khususnya dalam devosi kepada Salus Populi Romani, ikon Bunda Maria pelindung rakyat Roma yang disimpan di dalamnya.
Bagi Paus Fransiskus, basilika ini lebih dari sekadar bangunan bersejarah. Sejak awal masa kepausannya pada tahun 2013, beliau menunjukkan kedekatan spiritual yang istimewa dengan Santa Maria Maggiore.
Dalam lebih dari 100 perjalanan apostolik yang ia lakukan selama masa jabatannya, Paus Fransiskus selalu memulai dan mengakhirinya dengan berdoa di basilika tersebut. Di sana, ia mempercayakan setiap misi pastoralnya kepada perlindungan Bunda Maria dan mengucap syukur atas keberhasilan yang tercapai.
Baca Juga: FOTO: Jenazah Paus Fransiskus di Peti Berwarna Merah
Basilika ini menjadi tempat heningnya, tempat ia kembali kepada doa-doa yang paling personal, dan tempat ia menyandarkan seluruh pelayanannya kepada kasih seorang Ibu Surgawi.
Dalam surat wasiat tertanggal 29 Juni 2022 yang dipublikasikan oleh Vatikan, Paus Fransiskus menulis, “Aku selalu mempercayakan hidupku serta pelayanan imamat dan episkopatku kepada Bunda Tuhan kita, Santa Perawan Maria. Oleh karena itu, aku memohon agar jenazahku dikebumikan untuk menantikan hari kebangkitan di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore.”
Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore di Roma, Italia. (Situs Resmi Santa Maria Maggiore)
Ia juga secara eksplisit meminta agar makamnya dibuat sederhana, tanpa hiasan berlebihan, hanya bertuliskan satu kata: Franciscus.
“Makam tersebut harus berada di dalam tanah; sederhana, tanpa hiasan khusus, dan hanya dengan tulisan: Franciscus,” tulisnya.
Baca Juga: Vatikan: Paus Fransiskus Dimakamkan Sabtu 26 April
Paus Fransiskus tidak menginginkan penanda yang menonjol atau mencantumkan jabatan kepausannya, sebuah pilihan yang mencerminkan kerendahan hati yang telah menjadi ciri khasnya sepanjang hidup.
Permintaan tersebut menjadi simbol spiritualitas yang bersahaja dan devosi mendalam Paus Fransiskus kepada Maria. Ia bahkan menyebut bahwa basilika ini adalah tempat terakhir yang ia inginkan sebagai bagian dari “perjalanan terakhirnya di dunia,” tempat di mana ia secara konsisten menaruh niat-niat sucinya dan bersyukur atas perlindungan Ilahi.
Basilika Santa Maria Maggiore bukan hanya rumah doa bagi umat Katolik, tetapi kini akan menjadi rumah abadi bagi seorang paus yang hidupnya dipenuhi oleh semangat kasih, perdamaian, dan kesederhanaan.
Dengan keputusan ini, Paus Fransiskus meninggalkan warisan spiritual yang kuat: bahwa cinta kepada Bunda Maria bukan sekadar bagian dari tradisi, melainkan sebuah relasi batin yang membimbing seluruh hidup dan pelayanannya.