Ntvnews.id, Jakarta - Hubungan yang sebelumnya memanas antara Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Hercules Rosario Marshal, dengan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kini mulai mencair.
Dalam pernyataan terbarunya, Hercules mengajak Gatot untuk saling memaafkan dan mengakhiri konflik yang sempat terjadi, demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sebelumnya, perhatian publik sempat tertuju kepada Hercules akibat pernyataannya yang menyinggung Letjen TNI (Purn) Sutiyoso dengan sebutan “sudah bau tanah”, yang memicu reaksi keras dari Gatot karena dianggap merendahkan para purnawirawan TNI.
Dalam pernyataannya, Hercules menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan menegaskan bahwa dirinya tidak menyebut nama Gatot secara langsung.
“Pak Gatot yang aku hormati, yang aku muliakan, mantan Panglima TNI, saya sedih sekali Pak Gatot sangat luar biasa gemas… kayak saya punya dosa. Padahal saya tidak sebut nama Pak Gatot loh,” ujarnya.
Ucapan tersebut mencerminkan upaya Hercules untuk meredakan ketegangan yang sempat meningkat. Meski kecewa dengan respons Gatot yang menyebutnya sebagai “preman yang berlindung di balik ormas”, Hercules merasa label tersebut terlalu berlebihan.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud menyakiti Gatot dan merasa bingung dengan sikap keras yang ditunjukkan. “Saya tidak takut sama Anda, saya tidak mencederai Anda. Kenapa Anda bengis banget? Aku salah apa Pak Gatot?” katanya dalam pernyataan lanjutan.
Di tengah emosinya, Hercules tetap menyuarakan keinginan untuk menyelesaikan konflik secara damai. Ia bahkan menanggapi pernyataan Gatot yang menyebut dirinya preman dengan kalimat yang agak menyindir.
“Kenapa Pak Gatot bilang ‘negara macam apa ini, Hercules preman’. Saya bilang, kamu yang preman, kamu itu bikin aksi sana, aksi sini karena gak laku,” ucap Hercules.
Meski begitu, pernyataan itu ditutup dengan seruan untuk saling menahan diri. Hercules akhirnya menunjukkan itikad baik dengan mengajak Gatot untuk mengoreksi pernyataan yang menyinggung, sekaligus menyatakan kesiapannya untuk memperbaiki diri. Ia mengajak untuk saling memaafkan dan menjaga keutuhan negara.
“Minimal, Pak Gatot mengoreksi statement-statement itu dan saya juga menahan diri dan memperbaiki kesalahan saya. Kalau bisa kita saling memaafkan, ya mari kita saling memaafkan. Negara ini negara hukum. NKRI harga mati,” tandasnya.