Retina Scan Jadi Sorotan, Begini Cara Kerjanya dan Alasan Pemerintah Bekukan Worldcoin

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Mei 2025, 17:24
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Retina Scan Retina Scan (https://www.techtarget.com/)

Ntvnews.id, Jakarta - Teknologi pemindaian retina (retina scan) kini ramai diperbincangkan publik, terutama setelah proyek kripto global Worldcoin mulai menawarkan imbalan uang digital kepada warga yang bersedia memindai retina mata mereka.

Meski terdengar futuristik, praktik ini menimbulkan pertanyaan besar terkait keamanan data biometrik, mendorong pemerintah Indonesia bertindak tegas. Retina scan adalah teknologi biometrik yang menggunakan pola pembuluh darah unik di retina seseorang sebagai identitas personal.

Proses pemindaian ini dilakukan dengan meminta individu menatap satu titik selama sekitar 15 detik, sementara sinar inframerah rendah diarahkan ke mata untuk menangkap pola pembuluh darah yang kemudian dikonversi menjadi citra digital.

Teknologi ini dinilai sangat akurat karena pola pembuluh darah retina setiap orang bersifat unik. Namun, meskipun sulit dipalsukan, teknologi ini tidak sepenuhnya bebas risiko. Dalam kondisi tertentu, pemalsuan retina bisa saja terjadi, meski memerlukan teknologi canggih dan biaya besar.

Retina scanner banyak digunakan di fasilitas berkeamanan tinggi seperti pangkalan militer, pos imigrasi, dan pusat intelijen. Karena keunikannya, retina scan juga digunakan dalam investigasi kriminal dan sistem identifikasi di negara-negara tertentu.

Penting untuk membedakan antara retina scan dan retinal imaging. Retina scan digunakan untuk verifikasi identitas, sedangkan retinal imaging adalah prosedur medis yang dilakukan oleh dokter mata untuk mendeteksi penyakit seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan tekanan darah tinggi.

Worldcoin dan Praktik Pemindaian Retina

Worldcoin  <b>(Instagram)</b> Worldcoin (Instagram)

Worldcoin, proyek teknologi global yang didirikan oleh CEO OpenAI Sam Altman, menggunakan teknologi pemindaian retina melalui perangkat berbentuk bola logam yang disebut Orb. Warga yang bersedia memindai mata mereka diberi imbalan berupa mata uang kripto Worldcoin (WLD).

Proyek ini diklaim bertujuan menciptakan sistem identitas digital global dan mengatasi penyalahgunaan kecerdasan buatan. Namun, praktik pemindaian retina massal dengan imbalan uang ini memicu keprihatinan soal etika, transparansi, dan perlindungan data pribadi.

Pemerintah Indonesia Bekukan Worldcoin

Menyusul kekhawatiran tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mengambil langkah tegas. Izin operasional Worldcoin dan platform afiliasinya, World ID, resmi dibekukan.

Pemerintah menekankan pentingnya pengawasan terhadap pengumpulan data biometrik yang sensitif seperti retina, apalagi jika digunakan untuk kepentingan komersial.

Dengan perkembangan teknologi biometrik yang kian pesat, publik diimbau lebih waspada dan kritis terhadap penggunaan data pribadi. Transparansi, regulasi yang ketat, dan edukasi menjadi kunci agar teknologi canggih tidak justru menjadi alat penyalahgunaan.

x|close